Mudik Gratis DKI Jakarta: Inklusif untuk Disabilitas, Anti-Pungli, dan Lebih Banyak Tujuan
Program mudik gratis DKI Jakarta tahun ini semakin inklusif dengan menyediakan bus khusus disabilitas, anti pungli, dan peningkatan jumlah tujuan serta peserta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, berkolaborasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas/Bazis) DKI Jakarta, telah menyelenggarakan program mudik gratis yang semakin inklusif dan komprehensif. Program ini menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya penyandang disabilitas, untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Tahun ini, program tersebut juga menekankan upaya anti-pungli untuk memastikan perjalanan mudik yang aman dan nyaman bagi seluruh peserta.
Program mudik gratis tahun ini menandai peningkatan signifikan dalam hal jumlah peserta dan tujuan. Tercatat 26.392 orang mengikuti program ini, meningkat 11 persen dari target awal. Jumlah bus yang disediakan juga bertambah menjadi 552 unit, naik drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, jumlah tujuan mudik pun bertambah menjadi 20 kota/kabupaten di enam provinsi.
Salah satu poin penting dalam program mudik gratis tahun ini adalah komitmen untuk inklusivitas. Empat bus khusus disediakan bagi penyandang disabilitas daksa, netra, dan rungu, dengan total 215 kursi. Jumlah ini meningkat dua bus dibandingkan tahun lalu, menunjukan peningkatan perhatian terhadap kebutuhan kelompok rentan ini. Untuk penyandang disabilitas netra, disediakan pendamping khusus hingga sampai ke tujuan.
Mudik Inklusif untuk Penyandang Disabilitas
Keberadaan empat bus khusus untuk penyandang disabilitas merupakan wujud nyata komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam membangun kota yang inklusif. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang turut meninjau kesiapan bus-bus tersebut. "Hadirnya bus khusus ini menjadi upaya DKI memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas berkumpul bersama sanak saudara di kampung halaman masing-masing," ujar Pramono Anung. Ketua Baznas/Bazis DKI Jakarta, Akhmad Abu Bakar, mengamini pernyataan tersebut, menambahkan bahwa penyandang disabilitas menjadi perhatian khusus di DKI Jakarta.
Bus-bus tersebut melayani rute ke Yogyakarta, Solo, Wonogiri, dan Sragen, menyesuaikan dengan jumlah pemudik dari daerah-daerah tersebut. Meskipun tidak ada penyesuaian khusus pada kursi, bus-bus yang berwarna merah menyala ini dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi para penumpang. Setiap bus mampu menampung 40 penumpang, dan untuk penyandang disabilitas netra, satu pendamping disediakan untuk setiap 16 orang.
Total 31 bus disediakan untuk program mudik gratis ini, hasil kerja sama Pemprov DKI dengan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Ini melengkapi 521 bus lainnya yang disediakan untuk masyarakat umum, sehingga total peserta mencapai 26.392 orang. Proses pendaftaran sendiri dilakukan dalam dua gelombang, dan kuota untuk gelombang pertama langsung terpenuhi pada hari pertama pembukaan.
Antisipasi Keterlambatan dan Sosialisasi Anti-Pungli
Meskipun sebagian besar peserta telah diinformasikan untuk tiba di Monas pukul 07.00 WIB, beberapa peserta mudik terlambat dan ketinggalan bus. Namun, Pemprov DKI telah menyediakan bus cadangan untuk mengantisipasi hal tersebut. Para peserta yang terlambat kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai tujuan masing-masing, memastikan semua peserta tetap dapat berangkat ke kampung halaman.
Selain fokus pada inklusivitas, program mudik gratis ini juga gencar mensosialisasikan gerakan anti-pungli. Peserta mudik diberikan kipas tangan bertuliskan sosialisasi anti-pungli sebagai bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya, Kejaksaan, dan Masyarakat Anti Pungutan Liar Indonesia (MAPI) untuk mewujudkan Idul Fitri tanpa pungli. Sosialisasi ini dilakukan di delapan lokasi strategis untuk mencegah praktik pungli.
Gubernur Pramono Anung menekankan keseriusan Pemprov DKI dalam memberantas pungli dan meminta masyarakat untuk melaporkan dugaan tindak pungli melalui aplikasi atau unit pemberantasan pungutan liar yang telah disiapkan. Sosialisasi ini terus dilakukan mengingat pentingnya penanganan serius terhadap masalah pungli.
Jakarta Terbuka, Namun Tetap Berbasis Administrasi yang Jelas
Gubernur Pramono Anung juga menyampaikan pesan terkait pendatang baru di Jakarta. Meskipun Jakarta terbuka bagi siapa pun, akan ada pendataan berkala melalui program penataan dokumen kependudukan sesuai domisili yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta. Hal ini bertujuan untuk memastikan administrasi kependudukan yang jelas bagi seluruh warga Jakarta.
Program mudik gratis tahun ini bukan hanya sekadar program transportasi, tetapi juga cerminan komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam membangun kota yang inklusif, aman, dan nyaman bagi seluruh warganya. Dengan peningkatan jumlah peserta, tujuan, dan fokus pada inklusivitas serta anti-pungli, program ini menunjukkan keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan menciptakan mudik yang lebih bermakna.