Nilai Tukar Petani Sumut Menurun di Februari 2025: BPS Ungkap Penyebabnya
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara melaporkan penurunan nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha petani (NTUP) pada Februari 2025, disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mengumumkan penurunan nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha petani (NTUP) di Sumatera Utara pada bulan Februari 2025. Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi petani di provinsi tersebut. Laporan ini disampaikan langsung oleh Kepala BPS Provinsi Sumut, Asim Saputra, pada Selasa di Medan.
NTP Sumut pada Februari 2025 tercatat sebesar 144,96, mengalami penurunan 0,02 persen dibandingkan bulan Januari 2025. Sementara itu, NTUP juga mengalami penurunan sebesar 0,17 persen, menjadi 144,78. Angka NTP di bawah 100 mengindikasikan kerugian bagi petani, angka 100 menunjukkan pendapatan pas-pasan, sedangkan angka di atas 100 menunjukkan keuntungan. Penurunan ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan stakeholders terkait.
Asim Saputra menjelaskan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunan NTP dan NTUP. Penurunan ini, menurutnya, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dan perlu dianalisis lebih mendalam untuk mencari solusi yang tepat bagi para petani di Sumatera Utara.
Analisis Penurunan NTP dan NTUP di Sumatera Utara
Penurunan NTP Sumut sebesar 0,02 persen menjadi 144,96 dipengaruhi oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik 0,09 persen menjadi 175,01. Komoditas utama penyumbang kenaikan It antara lain kelapa sawit, jeruk, cabai merah, ayam ras, biji kakao, dan kubis. Meskipun harga beberapa komoditas pertanian mengalami kenaikan, hal ini tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Februari 2025 turun 0,07 persen menjadi 120,73. Namun, komoditas penyumbang konsumsi rumah tangga, tarif listrik, dan pakan ternak mengalami kenaikan harga yang signifikan. Kenaikan biaya produksi ini menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan NTP, meskipun harga jual beberapa komoditas pertanian mengalami peningkatan.
Lebih rinci lagi, penurunan NTP juga terlihat pada subsektor pertanian. Pada Februari 2025, NTP tanaman hortikultura turun 1,01 persen menjadi 92,53 persen, tanaman perkebunan turun 0,49 persen menjadi 199,96 persen, dan peternakan turun 0,64 persen menjadi 99,96 persen. Hanya sektor perikanan yang menunjukkan peningkatan sebesar 0,72 persen, dari 99,88 persen menjadi 100,60 persen.
Penurunan NTUP sebesar 0,17 persen menjadi 144,78 juga dipengaruhi oleh penurunan It dan indeks biaya produksi. Subsektor yang mengalami penurunan NTUP meliputi tanaman perkebunan (turun 0,27 persen), tanaman hortikultura (turun 0,80 persen), dan peternakan (turun 0,72 persen).
Implikasi dan Solusi
Penurunan NTP dan NTUP di Sumatera Utara memiliki implikasi yang signifikan bagi kesejahteraan petani. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani belum cukup untuk menutupi biaya produksi dan kebutuhan hidup. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ini. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:
- Peningkatan efisiensi produksi: Pemerintah dapat memberikan pelatihan dan bantuan teknologi kepada petani untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi.
- Diversifikasi komoditas: Petani didorong untuk menanam komoditas yang memiliki nilai jual tinggi dan tahan terhadap fluktuasi harga.
- Penguatan akses pasar: Pemerintah perlu membantu petani untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan harga yang lebih baik untuk produk pertanian mereka.
- Subsidi dan bantuan: Pemerintah dapat memberikan subsidi pupuk, bibit, dan bantuan lainnya untuk mengurangi beban biaya produksi petani.
- Pengembangan infrastruktur: Pengembangan infrastruktur pertanian seperti irigasi dan jalan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi distribusi hasil pertanian.
Penurunan NTP dan NTUP di Sumatera Utara pada Februari 2025 menjadi sinyal penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk segera mengambil tindakan. Penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan merumuskan strategi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Sumatera Utara.