NTP Sumsel Naik 1,71 Persen di Februari 2025, Tertinggi Tiga Tahun Terakhir!
Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Selatan meningkat signifikan pada Februari 2025, mencapai angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir, didorong lonjakan harga komoditas pertanian.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kabar gembira bagi petani di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Nilai Tukar Petani (NTP) Sumsel pada Februari 2025 mencapai 131,32, meningkat 1,71 persen dibandingkan Januari 2025 yang sebesar 129,11. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir, menurut Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, dalam keterangan pers di Palembang, Senin (3/3).
Lonjakan harga komoditas pertanian menjadi pendorong utama peningkatan NTP. BPS mencatat kenaikan harga komoditas di tingkat petani sebesar 1,54 persen. Hal ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan daya beli petani Sumsel. Sebaliknya, indeks harga yang dibayar petani justru mengalami penurunan sebesar 0,17 persen, menunjukkan efisiensi pengeluaran petani.
Penurunan indeks harga yang dibayar petani ini terjadi di beberapa sektor. Komponen konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,28 persen, begitu pula dengan indeks biaya produksi yang juga turun sebesar 0,28 persen. Kondisi ini menunjukkan adanya keseimbangan antara peningkatan pendapatan dan pengeluaran petani Sumsel.
Analisis Subsektor Pertanian
Kenaikan NTP Sumsel di Februari 2025 juga terlihat dari kinerja subsektor pertanian. Hampir seluruh subsektor mengalami peningkatan, kecuali subsektor peternakan yang mengalami penurunan sebesar 0,30 persen. Subsektor tanaman pangan naik 0,02 persen, hortikultura naik 1,34 persen, tanaman perkebunan rakyat naik signifikan sebesar 2,18 persen, dan subsektor perikanan naik 0,27 persen.
Kenaikan di subsektor perkebunan rakyat khususnya memberikan dampak positif terhadap NTP Sumsel. Komoditas seperti kopi, karet, kelapa sawit, kakao/cokelat biji, dan cabai merah menjadi penyumbang andil terbesar terhadap peningkatan NTP. Hal ini menunjukkan potensi besar komoditas unggulan Sumsel dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Meskipun demikian, penurunan di subsektor peternakan perlu menjadi perhatian. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor penyebab penurunan tersebut dan mencari solusi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing subsektor peternakan di Sumsel.
Faktor Penyebab Kenaikan dan Penurunan Harga
Kenaikan biaya produksi pada Februari 2025 terjadi pada beberapa pos, antara lain upah menuai/memanen, harga bensin, upah pemanenan, upah merambet/menyiangi, dan pupuk NPK. Meskipun biaya produksi meningkat, naiknya harga komoditas pertanian mampu mengimbangi peningkatan tersebut, sehingga NTP tetap mengalami kenaikan.
Di sisi lain, penurunan indeks konsumsi rumah tangga terlihat pada beberapa komoditas, seperti tarif listrik, bawang merah, daging ayam ras, dan tomat sayur. Penurunan harga komoditas ini memberikan dampak positif bagi pengeluaran petani, sehingga meningkatkan daya beli mereka.
Secara keseluruhan, peningkatan NTP Sumsel di Februari 2025 menunjukkan tren positif bagi kesejahteraan petani. Namun, perlu pemantauan dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan tren positif ini dan mengantisipasi potensi tantangan di masa mendatang.
Pemerintah daerah diharapkan dapat terus mendukung petani melalui program-program peningkatan produktivitas, akses pasar, dan pengelolaan risiko usaha tani. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan petani Sumsel dapat terwujud secara berkelanjutan.