NTB Waspada! Musim Kemarau 2025 Segera Tiba, BMKG Imbau Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
BMKG memprediksi NTB memasuki periode peralihan musim hujan ke kemarau 2025, masyarakat diimbau waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Mataram, 12 April 2025 - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini kepada masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait peralihan musim hujan menuju musim kemarau tahun 2025. Peralihan ini perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Prakirawan BMKG NTB, Angga Permana, menjelaskan situasi terkini dan imbauan penting bagi masyarakat NTB.
Angga Permana menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana seperti hujan lebat disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor. Bencana-bencana ini, menurutnya, dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal. Hal ini memerlukan kesiapsiagaan dari seluruh lapisan masyarakat di NTB untuk mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi.
BMKG mencatat peluang curah hujan yang cukup tinggi di NTB selama dasarian II April 2025 (11-20 April). Peluang curah hujan lebih dari 20 milimeter per dasarian mencapai 90 persen di hampir seluruh wilayah NTB. Bahkan, peluang curah hujan lebih dari 50 milimeter per dasarian mencapai 20-80 persen di sebagian besar Pulau Lombok dan Sumbawa. Meskipun peluang curah hujan 100 milimeter per dasarian relatif rendah (10-20 persen), kewaspadaan tetap diperlukan.
Kondisi Iklim dan Prakiraan Musim Kemarau
Angga menjelaskan hasil monitoring indeks IOD (Indian Ocean Dipole) dan ENSO (El Niño-Southern Oscillation) menunjukkan kondisi netral. Indeks IOD berada pada angka 0.85, sementara anomali SST (Sea Surface Temperature) di Nino3.4 menunjukkan indeks 0.013. Kondisi netral ini diprediksi akan berlanjut hingga semester kedua tahun 2025.
Dominasi angin baratan masih terjadi saat ini. Namun, BMKG memprediksi angin dari arah timur akan mulai muncul, terutama di Indonesia bagian selatan. Pertemuan kedua massa udara ini diperkirakan terjadi di sekitar ekuator. MJO (Madden-Julian Oscillation) saat ini dalam kondisi tidak aktif, namun diprediksi akan kembali aktif pada fase 7 (wilayah Pasifik Barat) hingga awal dasarian II April 2025.
Meskipun peringatan dini curah hujan tinggi nihil untuk saat ini, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Perubahan cuaca yang cepat dan tidak terduga merupakan ciri khas dari periode peralihan musim. Masyarakat diharapkan untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG.
Imbauan dan Rekomendasi BMKG
BMKG memberikan beberapa imbauan penting bagi masyarakat NTB. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Selain itu, BMKG juga menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air, seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya. Hal ini penting untuk mengantisipasi potensi kekeringan di musim kemarau yang akan datang.
Langkah-langkah antisipasi bencana perlu dilakukan secara menyeluruh. Masyarakat diharapkan untuk selalu memperhatikan informasi cuaca terkini, membersihkan saluran air, dan melakukan langkah-langkah mitigasi bencana lainnya. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan instansi terkait sangat penting dalam menghadapi peralihan musim ini.
Dengan memperhatikan informasi dan imbauan dari BMKG, diharapkan masyarakat NTB dapat mempersiapkan diri dengan baik dan meminimalisir dampak negatif dari peralihan musim hujan ke musim kemarau tahun 2025.