OJK Ajak Masyarakat Maksimalkan Ramadhan untuk Sosialisasi Keuangan Syariah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak masyarakat memanfaatkan momentum Ramadhan untuk mensosialisasikan keuangan syariah guna meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Jakarta, 23 Februari 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyerukan masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai momentum strategis dalam mensosialisasikan dan mengedukasi keuangan syariah kepada masyarakat luas. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (KE PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, dalam acara Pembukaan Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2025.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan inklusi keuangan syariah di Indonesia. GERAK Syariah, sebuah kampanye nasional yang digagas OJK, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha jasa keuangan syariah, asosiasi terkait, Bank Indonesia, Kementerian Agama, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), dan berbagai pihak lainnya. Targetnya adalah menjangkau lebih banyak masyarakat dan mendorong pertumbuhan sektor keuangan syariah.
Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan harapannya agar GERAK Syariah tahun ini dapat melampaui pencapaian tahun-tahun sebelumnya. Ia optimistis bahwa semangat Ramadhan dapat menjadi penggerak utama dalam mencapai target inklusi keuangan syariah yang lebih tinggi. "Kalau tahun lalu sejuta terinklusi, semoga tahun ini bisa dua atau tiga kali lipat. Dengan semangat Ramadhan, tidak ada sesuatu yang mustahil," ujarnya.
Tantangan dan Peluang Keuangan Syariah
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana membuat produk dan layanan keuangan syariah lebih mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat. OJK menyadari perlunya penyederhanaan istilah dan proses agar keuangan syariah lebih inklusif. "Mungkin istilah-istilah yang tidak terlalu sulit dipahami, karena kita inginnya ekonomi dan keuangan syariah itu lebih inklusif kepada seluruh masyarakat kita," jelas Friderica.
Meskipun demikian, perkembangan sektor keuangan syariah di Indonesia menunjukkan tren positif. Data yang disampaikan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Total penyaluran pembiayaan tercatat sebesar Rp643,55 triliun, tumbuh 9,92 persen (year-on-year/yoy), sejalan dengan pertumbuhan industri perbankan nasional. Sementara itu, DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp753,60 triliun, tumbuh sekitar 10 persen (yoy), jauh di atas pertumbuhan industri perbankan nasional yang berada di kisaran 4-5 persen.
Pertumbuhan positif juga terlihat pada sektor pasar modal syariah. Jumlah investor dan saham syariah terus meningkat, menjadi indikator positif yang perlu terus didorong. "Untuk saham-saham yang syariah juga terus meningkat. Jumlah investor yang syariah juga terus meningkat. Ini merupakan satu hal yang positif, yang harus kita dorong," tambah Friderica.
Sosialisasi Berkelanjutan
OJK menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi keuangan syariah tidak hanya terbatas pada bulan Ramadhan. Upaya ini harus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun untuk mencapai inklusi keuangan syariah yang lebih luas dan berdampak. "Jangan cuma gencar di bulan Ramadhan saja, karena sepanjang tahun kita harus terus mengupayakan sosialisasi, edukasi, dan inklusi keuangan syariah," tegas Friderica.
Kampanye GERAK Syariah diharapkan dapat menjadi katalis dalam meningkatkan pemahaman dan penggunaan produk keuangan syariah di Indonesia. Dengan kolaborasi yang kuat antar pemangku kepentingan, diharapkan target inklusi keuangan syariah dapat tercapai dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Melalui sosialisasi yang intensif dan edukasi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami manfaat dan kemudahan dalam mengakses produk dan layanan keuangan syariah. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.