OJK Kalbar Perkuat Literasi Kripto dan Blockchain untuk Mahasiswa
OJK Kalbar memberikan edukasi kripto dan blockchain kepada 100 mahasiswa di Pontianak untuk mendorong investasi aset kripto yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, mengingat tingginya adopsi aset kripto di Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar program literasi kripto dan blockchain bagi sekitar 100 mahasiswa di Pontianak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang penggunaan aset kripto yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, seiring dengan meningkatnya adopsi aset kripto di Indonesia. Kepala OJK Kalbar, Rochma Hidayati, menekankan pentingnya literasi kripto mengingat pertumbuhan signifikan aset kripto di Indonesia, termasuk di Kalbar.
Indonesia, menurut laporan Chainalysis tahun 2024, menempati peringkat ke-3 dalam Global Crypto Adoption Index. Data Bappebti mencatat peningkatan pesat jumlah pelanggan aset kripto hingga 22,9 juta akun pada Desember 2024, dengan nilai transaksi mencapai Rp650,6 triliun. Hal ini menunjukkan peran strategis Indonesia dalam ekosistem keuangan digital global dan juga minat masyarakat Kalbar terhadap investasi kripto, yang mencapai 5,1 persen dari total investor kripto di Indonesia.
Meskipun demikian, tingkat pemahaman masyarakat Indonesia terhadap prinsip dasar aset kripto masih tergolong rendah, berdasarkan laporan Cryptoliteracy.org tahun 2024. Oleh karena itu, OJK melibatkan Pedagang Aset Kripto dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, sesuai amanat POJK Nomor 22 Tahun 2023 tentang Pelindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan. POJK ini mewajibkan pelaku usaha jasa keuangan, termasuk Pedagang Aset Kripto, untuk memberikan edukasi yang memadai kepada konsumen.
Meningkatkan Literasi Keuangan di Kalbar
Kegiatan literasi yang dilakukan OJK Kalbar ini sangat penting mengingat tingkat literasi keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 65,43 persen, sementara inklusi keuangan telah mencapai 75,02 persen. Kesenjangan ini menunjukkan perlunya penguatan pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan, termasuk aset kripto.
Rochma Hidayati menjelaskan bahwa "Indonesia termasuk di Kalbar telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam adopsi aset kripto. Untuk itulah penting dan memiliki peran strategis untuk meningkatkan literasi tentang hal itu." Ia juga menekankan pentingnya pemahaman komprehensif terhadap manfaat, risiko, dan karakteristik aset kripto sebelum melakukan investasi.
OJK Kalbar bekerja sama dengan Asosiasi pedagang aset kripto dan Asosiasi blockchain Indonesia dalam menyelenggarakan program literasi ini. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada mahasiswa tentang investasi kripto dan blockchain.
Dukungan Untan Pontianak
Rektor Untan Pontianak, yang diwakili oleh Nella Yantiana, menyambut baik inisiatif OJK Kalbar. Ia menyatakan bahwa kegiatan edukasi ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang risiko investasi dan pentingnya berinvestasi dengan aman. "Hal dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa setiap investasi selalu ada resiko yang mengikuti, kenali investasi dan kenali risikonya," jelas Nella.
Untan Pontianak berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya investasi yang aman dan terjamin, terutama mengingat investasi di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh kelompok usia menengah. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan mahasiswa dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan bertanggung jawab.
Kegiatan ini merupakan langkah positif dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kripto dan blockchain, masyarakat dapat memanfaatkan teknologi ini dengan lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kesimpulan: Program literasi kripto dan blockchain yang digagas OJK Kalbar ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya mahasiswa, tentang investasi aset kripto yang aman dan bertanggung jawab. Kerjasama dengan berbagai pihak diharapkan dapat memperluas jangkauan edukasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan.