OJK Perkuat Tata Kelola Risiko Internal dengan Standar Global
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan pengelolaan risiko internal melalui penerapan standar internasional dan kolaborasi untuk penguatan tata kelola dan integritas.
JAKARTA, 5 Februari 2024 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan pengelolaan risiko internal untuk memperkuat tata kelola dan integritas. Langkah ini diwujudkan melalui perbaikan berkelanjutan dan implementasi standar internasional, demi menjaga stabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia.
Penguatan Risiko Internal dengan Standar Internasional
OJK mengimplementasikan combined assurance dan three lines model, serta mengadopsi standar internasional seperti Global Internal Audit Standard (GIAS). Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menekankan komitmen kuat OJK dalam menerapkan best practices internasional dan bukan hanya teori semata. Hal ini menunjukkan keseriusan OJK dalam menjaga kepercayaan publik dan memastikan pengelolaan risiko yang efektif.
Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, menambahkan bahwa Bidang Audit, Manajemen Risiko dan Pengendalian Kualitas (ARK) OJK telah menerapkan early adoption kerangka kerja internasional GIAS pada tahun 2024. Langkah ini menunjukkan proaktifnya OJK dalam mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan standar global dalam manajemen risiko.
Meningkatkan Kolaborasi dan Sinergi
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai combined assurance, OJK menggelar acara “Ngopi Pagi; Ngobrolin Pengawasan Internal, Penguatan Governansi, dan Integritas Bareng ARK” dengan tema “Mission: I’m Possible”. Acara yang diadakan secara hybrid di Jakarta pada 4 Februari 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergi antar lini di OJK.
Combined assurance sendiri merupakan proses asuransi dan konsultasi terintegrasi yang sistematis, selaras, dan menyeluruh. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi redundansi dalam tata kelola, manajemen risiko, pengendalian internal, pengendalian kualitas, dan kepatuhan (compliance).
Implementasi GIAS dan Pengembangan Budaya Risiko
Acara Ngopi Pagi juga membahas implementasi GIAS, Combined Assurance Plan 2025, dan Internal Control over Financial Reporting (ICoFR). Selain itu, dibahas pula peran lini pertama dalam implementasi GIAS, combined assurance, dan penguatan budaya sadar risiko dan kualitas di OJK. Presiden The Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia, Angela Simatupang, turut hadir dalam acara tersebut bersama anggota dewan audit OJK, deputi komisioner, dan kepala satuan kerja OJK.
Dengan penerapan combined assurance dan peningkatan awareness budaya risiko dan kualitas, OJK berharap dapat menjadi lebih agile dalam menghadapi dinamika perubahan dan perkembangan risiko di masa depan. Komitmen terhadap continuous improvement dan adaptasi terhadap best practices terkini menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Kesimpulan
Upaya OJK dalam meningkatkan pengelolaan risiko internal melalui penerapan standar internasional dan kolaborasi antar lini menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga stabilitas dan integritas sektor jasa keuangan di Indonesia. Dengan mengadopsi best practices global dan mendorong budaya sadar risiko, OJK siap menghadapi tantangan dan perkembangan di masa mendatang.