Operasi Tinombala 2025: 2.637 Pelanggaran Lalu Lintas di Hari Pertama
Polda Sulteng menindak 2.637 pelanggaran lalu lintas pada hari pertama Operasi Keselamatan Tinombala 2025, meningkat 71 persen dibanding tahun lalu, meskipun kecelakaan lalu lintas menurun.
![Operasi Tinombala 2025: 2.637 Pelanggaran Lalu Lintas di Hari Pertama](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/140501.013-operasi-tinombala-2025-2637-pelanggaran-lalu-lintas-di-hari-pertama-1.jpg)
Palu, Sulawesi Tengah - Operasi Keselamatan Tinombala 2025 dimulai dengan catatan yang cukup mengejutkan. Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat sebanyak 2.637 pelanggaran lalu lintas hanya dalam sehari, tepatnya pada hari pertama operasi yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 23 Februari 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan Pelanggaran dan Penurunan Kecelakaan
Kabidhumas Polda Sulteng, Kombes Pol. Djoko Wienartono, mengumumkan data tersebut pada Rabu di Palu. Ia menjelaskan bahwa dari total pelanggaran, 340 pelanggar tertangkap kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) statis, 28 pelanggar melalui ETLE mobile, dan 900 lainnya mendapat teguran. Peningkatan jumlah pelanggaran ini cukup signifikan, mencapai 71 persen jika dibandingkan dengan Operasi Tinombala 2024.
Meskipun angka pelanggaran meningkat drastis, terdapat kabar baik lainnya. Polda Sulteng mencatat hanya dua kasus kecelakaan lalu lintas pada hari pertama Operasi Tinombala 2025. Ini menunjukkan penurunan sebesar 60 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. "Tidak ada korban jiwa dan kerugian materiil dalam kejadian laka tersebut," ujar Kombes Pol. Djoko Wienartono.
Upaya Peningkatan Kesadaran Berlalu Lintas
Kombes Pol. Djoko Wienartono menekankan bahwa angka pelanggaran yang tinggi menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas di Sulawesi Tengah. Hal ini terjadi meskipun pihak kepolisian telah gencar melakukan kegiatan preemtif dan preventif. Operasi Tinombala 2025 sendiri mengedepankan pendekatan preemtif, preventif, persuasif, dan humanis untuk meningkatkan kepatuhan dan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas.
Sebanyak 1.024 personel dikerahkan Polda Sulteng untuk mendukung Operasi Keselamatan Tinombala 2025. Mereka bertugas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas. Operasi ini berlangsung selama 14 hari, dengan harapan dapat menekan angka kecelakaan dan meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas. "Kami berharap operasi ini dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, dan memberikan kesadaran masyarakat untuk lebih disiplin dalam mematuhi peraturan berlalu lintas," tutup Kombes Pol. Djoko Wienartono.
Analisis Situasi dan Harapan ke Depan
Data yang disajikan oleh Polda Sulteng menunjukkan adanya kontras yang menarik. Di satu sisi, terjadi peningkatan signifikan pada jumlah pelanggaran lalu lintas. Di sisi lain, angka kecelakaan justru mengalami penurunan. Hal ini mungkin mengindikasikan efektivitas strategi penegakan hukum yang lebih ketat, khususnya dengan pemanfaatan teknologi ETLE. Namun, peningkatan jumlah pelanggaran juga menjadi pengingat penting akan perlunya upaya lebih besar dalam meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang pentingnya tertib berlalu lintas.
Ke depannya, diharapkan sinergi antara pihak kepolisian dan pemerintah daerah dapat ditingkatkan untuk menciptakan program-program edukasi yang lebih efektif dan masif. Pemanfaatan teknologi seperti ETLE juga perlu dioptimalkan, serta perlu adanya evaluasi berkala terhadap efektivitas strategi yang diterapkan. Dengan demikian, diharapkan Operasi Keselamatan Tinombala 2025 dapat mencapai tujuan utamanya yaitu menekan angka kecelakaan lalu lintas dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan di jalan raya.