Orang Tua, Guru Pertama Al-Quran bagi Generasi Qurani, Kata Bupati Aceh Besar
Bupati Aceh Besar, Muharram Idris, menekankan peran orang tua sebagai guru pertama dalam menanamkan kecintaan dan pembelajaran Al-Quran kepada anak sejak dini untuk mencetak generasi Qurani yang kuat.

Bupati Aceh Besar, Muharram Idris, dalam sambutannya di Lhoknga, Sabtu (15/3), menegaskan pentingnya peran orang tua sebagai pengajar utama Al-Quran bagi anak-anak mereka. Pernyataan ini disampaikan saat beliau membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-13 tingkat Kemukiman Kueh di halaman Masjid Al-Istiqamah, Kecamatan Lhoknga. Beliau menekankan bahwa pendidikan Al-Quran harus dimulai dari rumah, bukan hanya mengandalkan guru ngaji di meunasah atau dayah.
Menurut Bupati Muharram, pendidikan Al-Quran sejak dini di rumah akan membentuk generasi Qurani yang memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan kuat. "Belajar Al Quran itu harus dimulai dari lingkungan keluarga, yakni di rumah. Di mana orang tua harus menjadi guru pertama bagi anak-anaknya dalam belajar Al Quran," tegasnya. Beliau meyakini bahwa dengan pendekatan ini, pondasi keagamaan anak akan terbangun dengan kokoh sejak usia muda.
MTQ ke-13 Kemukiman Kueh sendiri menjadi bukti nyata komitmen masyarakat dalam membina generasi Qurani. Kegiatan ini, yang telah berlangsung selama 13 tahun berturut-turut, mendapat apresiasi tinggi dari Bupati Muharram. Ia berharap kegiatan serupa akan terus berlanjut dan mendapatkan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat Aceh Besar.
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pendidikan Al-Quran
Bupati Muharram Idris secara khusus menekankan peran krusial orang tua dalam membentuk generasi Qurani. Beliau menjelaskan bahwa pendidikan Al-Quran tidak hanya tanggung jawab guru ngaji atau lembaga pendidikan agama formal. Orang tua memiliki peran yang jauh lebih mendasar dan fundamental dalam menanamkan kecintaan terhadap Al-Quran sejak dini.
Dengan memberikan pendidikan Al-Quran di rumah, orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai agama secara langsung dan efektif. Hal ini akan membentuk karakter dan akhlak anak sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, pembelajaran Al-Quran di rumah juga dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat antara anak dan orang tua, sekaligus mempererat keharmonisan keluarga.
Bupati juga berharap agar MTQ dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas bacaan Al-Quran dan pemahaman terhadap isi kandungannya. Lebih dari sekadar perlombaan, MTQ diharapkan dapat menjadi motivasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan mempelajari Al-Quran.
Sukses MTQ ke-13 Kemukiman Kueh
MTQ ke-13 tingkat Kemukiman Kueh diikuti oleh 74 peserta dari berbagai kategori. Lomba yang diadakan meliputi tilawatil Quran putra dan putri tingkat remaja dan kanak-kanak, tartil Quran, hifzil Quran, tahfiz 5 juz, syarhil Quran, serta lomba azan tingkat kanak-kanak. Keberhasilan penyelenggaraan MTQ ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam mendukung program pembinaan generasi Qurani.
Ketua Panitia MTQ, Ramadhana Putra, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya penyelenggaraan MTQ tahun ini. Ia berharap MTQ dapat terus menjadi agenda tahunan yang konsisten dan semakin meningkatkan kualitas setiap tahunnya. Partisipasi aktif dari para peserta menunjukkan komitmen kuat untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai Al-Quran di tengah masyarakat.
Keberhasilan MTQ ini juga menjadi bukti nyata kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat. Kerjasama ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang generasi Qurani yang berakhlak mulia dan berilmu pengetahuan.
Dengan adanya dukungan penuh dari berbagai pihak, diharapkan MTQ akan terus menjadi wadah yang efektif untuk mencetak generasi Qurani yang berkualitas, berakhlak mulia, dan mampu menjadi penerus estafet dakwah Islam di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan visi Bupati Aceh Besar dalam membangun masyarakat Aceh Besar yang religius dan bermartabat.