Pamekasan Tekan Kasus KDRT Lewat Penyuluhan dan Pendidikan Pranikah
Pemerintah Kabupaten Pamekasan berhasil menurunkan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di tahun 2024 berkat program penyuluhan dan pendidikan pranikah, serta kerjasama dengan berbagai pihak.

Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, berhasil menekan angka kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) melalui program penyuluhan dan pendidikan pranikah. Sukses ini terlihat dari penurunan drastis kasus KDRT di tahun 2024, dibandingkan tahun sebelumnya. Program ini menjadi sorotan dan menunjukkan upaya serius pemerintah daerah dalam melindungi keluarga.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3A-KB) Pemkab Pamekasan, Munafi, menyatakan bahwa kasus KDRT di Pamekasan pada tahun 2024 tercatat hanya enam kasus. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 18 kasus. Penurunan signifikan ini merupakan buah dari berbagai strategi yang diterapkan Pemkab Pamekasan.
Strategi utama yang dijalankan adalah penyuluhan dan pendidikan pranikah. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman kepada calon pasangan tentang pentingnya komunikasi, saling pengertian, dan penghormatan dalam rumah tangga. Tujuannya adalah membangun pondasi keluarga yang kuat dan harmonis, sehingga mampu mencegah terjadinya KDRT.
Selain itu, Pemkab Pamekasan juga berkolaborasi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk memberikan pendidikan keluarga sakinah. Pendidikan ini menekankan pentingnya saling memahami kekurangan pasangan, serta membangun komunikasi yang efektif untuk menyelesaikan masalah rumah tangga tanpa kekerasan.
Kerjasama juga terjalin dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Pamekasan. Kolaborasi ini difokuskan pada penyuluhan hukum kepada masyarakat terkait KDRT. Masyarakat diberikan pemahaman tentang hak dan perlindungan hukum bagi korban KDRT.
"Penurunan kasus KDRT ini tidak lepas dari berbagai upaya yang telah kami lakukan selama ini," ujar Munafi. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan multi-sektoral dalam penanganan KDRT terbukti efektif.
Kesimpulannya, keberhasilan Kabupaten Pamekasan dalam menekan angka KDRT menunjukkan pentingnya program pencegahan yang komprehensif. Pendekatan yang menggabungkan penyuluhan, pendidikan, dan kerjasama antar lembaga menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi keluarga dari kekerasan.