Pariwisata Aceh Bersihkan Pantai Syiah Kuala dalam Peringatan Hari Bumi
Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh membersihkan Pantai Syiah Kuala dalam rangka Hari Bumi, mengkampanyekan kepedulian lingkungan dan kebersihan destinasi wisata.

Banda Aceh, 22 April 2024 - Dalam rangka memperingati Hari Bumi, Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh menggelar aksi bersih-bersih pantai di Pantai Syiah Kuala, Banda Aceh. Kegiatan yang diikuti puluhan pelaku pariwisata dari berbagai sektor ini berhasil mengumpulkan hampir satu truk sampah, sebagian besar berupa kayu kecil, plastik bekas minuman, dan sampah lainnya.
Aksi ini tidak hanya sebagai perayaan Hari Bumi, tetapi juga untuk menyemarakkan HUT ke-820 Kota Banda Aceh dan HUT ke-17 ASPPI. Lebih penting lagi, kegiatan ini bertujuan mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan, khususnya di kawasan wisata yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Pantai Syiah Kuala dipilih sebagai lokasi karena popularitasnya sebagai destinasi wisata yang ramai dikunjungi.
Ketua ASPPI Aceh, Azwani Awi, menekankan pentingnya menjaga kebersihan Pantai Syiah Kuala. Beliau menyatakan, "Kegiatan ini bertujuan mengampanyekan kebersihan, terutama di kawasan wisata. Semakin banyak pengunjung, semakin besar dampaknya terhadap perekonomian masyarakat. Kebersihan destinasi wisata merupakan citra positif bagi pariwisata Banda Aceh dan Aceh secara umum."
Kepedulian Lingkungan dan Pariwisata Berkelanjutan
Azwani Awi mengakui masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya, meskipun pemerintah daerah telah menyediakan tempat sampah yang memadai di Pantai Syiah Kuala. Oleh karena itu, ASPPI Aceh berkomitmen untuk menjadikan kegiatan bersih-bersih pantai sebagai agenda rutin, sekaligus mengimbau wisatawan untuk turut menjaga kebersihan.
ASPPI Aceh berharap aksi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. "Kami juga menggugah wisatawan untuk menjaga kebersihan destinasi wisata. Kebersihan tempat wisata merupakan promosi positif dalam meningkatkan kunjungan ke Provinsi Aceh," tambah Azwani Awi.
Salah satu peserta, Safira, mengungkapkan motivasinya mengikuti kegiatan ini. Ia ingin berkontribusi dalam mewujudkan kebersihan lingkungan wisata, terutama di pantai yang merupakan destinasi favorit masyarakat Aceh. Namun, ia juga menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. "Kami berharap bersih-bersih pantai ini bisa menggugah kepedulian masyarakat terhadap kebersihan pantai," ujarnya.
Sampah yang Ditemukan dan Dampaknya
Dari kegiatan bersih-bersih pantai tersebut, terkumpul berbagai jenis sampah. Sebagian besar sampah yang ditemukan berupa sampah organik seperti kayu-kayu kecil dan sampah anorganik berupa plastik bekas kemasan air mineral. Jumlah sampah yang terkumpul mencapai hampir satu truk berukuran empat kubik, menunjukkan masih tingginya volume sampah yang mencemari pantai.
Penumpukan sampah di pantai tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem pantai. Sampah plastik, misalnya, dapat mencemari air laut dan membahayakan kehidupan biota laut. Kayu-kayu kecil yang menumpuk juga dapat mengganggu keindahan pantai dan kenyamanan pengunjung.
Oleh karena itu, upaya menjaga kebersihan pantai merupakan tanggung jawab bersama, baik dari pemerintah, pelaku usaha pariwisata, maupun masyarakat. Dengan menjaga kebersihan pantai, kita turut menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sektor pariwisata.
Langkah-langkah Ke Depan
ASPPI Aceh berencana untuk menjadikan kegiatan bersih-bersih pantai sebagai agenda rutin. Selain itu, mereka juga akan terus mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan destinasi wisata kepada masyarakat dan wisatawan. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, serta menciptakan destinasi wisata yang bersih, indah, dan nyaman bagi semua.
Pemerintah daerah juga diharapkan untuk meningkatkan fasilitas pengelolaan sampah di kawasan wisata, serta memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku pariwisata, dan masyarakat, diharapkan kebersihan dan keindahan Pantai Syiah Kuala dapat terus terjaga.
Kegiatan bersih-bersih pantai ini menjadi contoh nyata bagaimana sektor pariwisata dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan menjaga kebersihan destinasi wisata, kita tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga meningkatkan daya tarik wisata dan perekonomian lokal.