Pariwisata Religi Banjarmasin: Kunjungan Wisatawan Meningkat Pesat
Kota Banjarmasin mencatat peningkatan signifikan kunjungan wisata religi pada tahun 2023 dan 2024, didorong oleh popularitas situs-situs bersejarah dan makam ulama terkemuka, mengakibatkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengalami peningkatan pesat kunjungan wisata religi. Data Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin menunjukkan angka kunjungan mencapai 1,1 juta pada tahun 2023 dan melonjak menjadi 1,6 juta pada tahun 2024. Kenaikan ini menjadi sorotan utama bagi perkembangan pariwisata kota tersebut.
Mengapa Wisata Religi Banjarmasin Tumbuh Pesat? Faktor utama peningkatan ini adalah popularitas sejumlah situs wisata religi. Salah satu yang paling terkenal adalah Kubah Basirih, atau makam Habib Hamid bin Abbas Bahasyim (Habib Basirih). Kawasan ini telah meraih penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada tahun 2022, sebuah bukti pengakuan atas daya tarik dan pengelolaannya.
Selain Kubah Basirih, daya tarik lain terletak pada Wisata Religi Kuin Utara. Di sini, terdapat makam Sultan Suriansyah, raja pertama Kesultanan Banjar, dan masjid kesultanan. Situs bersejarah ini juga mendapatkan penghargaan ADWI pada tahun 2023. Popularitas situs ini menunjukkan minat besar wisatawan pada sejarah dan budaya Banjarmasin.
Lebih dari Sekadar Makam: Nilai Sejarah dan Budaya Makam ulama karismatik KH Ahmad Zuhdianoor (Abah Guru Zuhdi) juga menjadi destinasi religi penting. Terletak di dekat Masjid Jami Sungai Jingah, masjid bersejarah yang memadukan arsitektur Timur Tengah dan Banjar, kompleks makam ini menarik banyak peziarah setiap tahunnya. Masjid Jami Sungai Jingah sendiri berdiri sejak tahun 1777, menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Banjarmasin.
Tidak hanya itu, beberapa makam ulama lainnya juga menjadi bagian penting dari paket wisata religi Banjarmasin, seperti makam Syekh Jamaluddin Al-Banjari (Datu Surgi Mufti) dan Syekh Mufti Haji Muhammad Amin Al-Banjari (Datu Amin Benua Anyar). Keberadaan makam-makam ini memberikan kekayaan sejarah dan budaya Islam di Banjarmasin.
Dampak Peningkatan Kunjungan Wisatawan Emil Salim, Kabid Pariwisata Kota Banjarmasin, menyatakan bahwa peningkatan kunjungan wisata religi ini tidak hanya menarik minat wisatawan, tetapi juga berdampak positif terhadap perekonomian lokal. Meningkatnya kunjungan ini diprediksi mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banjarmasin sebesar 30 hingga 40 persen. Hal ini disebabkan oleh tingginya okupansi hotel dan restoran yang dikunjungi oleh para wisatawan.
Selain wisata religi, daya tarik lain seperti susur sungai dan siring Menara Pandang di Sungai Martapura juga turut berkontribusi terhadap peningkatan jumlah wisatawan. Ini menunjukkan keberagaman destinasi wisata yang ditawarkan Banjarmasin.
Kesimpulan Peningkatan signifikan kunjungan wisata religi di Banjarmasin membuktikan potensi besar sektor pariwisata religi. Keberadaan situs-situs bersejarah, makam para ulama terkemuka, dan pengelolaan wisata yang baik menjadi kunci keberhasilan ini. Dampak positif terhadap perekonomian lokal juga menunjukkan pentingnya pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan.