Pejabat Tinggi China-Thailand Bahas Perangi Penipuan Daring di Perbatasan
Pemerintah China dan Thailand berkolaborasi untuk memberantas kejahatan penipuan dan perjudian daring di perbatasan Myanmar, melibatkan pejabat tinggi dan upaya bilateral multilateral.

Kerja Sama China-Thailand Basmi Penipuan Daring di Perbatasan Myanmar
Kabar terbaru menyebutkan adanya peningkatan kerja sama antara pemerintah China dan Thailand dalam memberantas kejahatan penipuan dan perjudian daring yang marak di perbatasan Myanmar. Upaya ini melibatkan pejabat tinggi kedua negara dan dilakukan baik secara bilateral maupun multilateral. Sejak Januari hingga Februari 2025, lebih dari 1000 pendatang ilegal telah ditahan dan proses pemulangan sedang dilakukan.
Langkah Konkret Penindakan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan komitmen negaranya untuk melindungi warga negara China di luar negeri dan bekerja sama dengan otoritas terkait. Kunjungan pejabat tinggi China ke Myawaddy, Myanmar, menandai langkah signifikan dalam upaya ini. Mereka bertemu dengan pejabat tinggi Myanmar untuk membahas strategi bersama dalam memberantas kejahatan transnasional ini. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan pengawasan perbatasan dan memperkuat kerja sama intelijen.
Tidak hanya itu, Duta Besar China untuk Myanmar, Ma Jia, dan Asisten Menteri Keamanan Publik Liu Zhongyi, juga melakukan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Myanmar, U Than Swe, serta Menteri Dalam Negeri Myanmar, Tun Tun Naung. Pertemuan ini semakin mengukuhkan komitmen bersama dalam memerangi kejahatan yang merugikan banyak pihak.
Dampak Penipuan Daring Transnasional
Penipuan daring dan perjudian ilegal di perbatasan Thailand-Myanmar telah menimbulkan dampak serius. Kejahatan ini tidak hanya mengancam keselamatan dan harta benda warga China dan Thailand, tetapi juga mengganggu kerja sama regional dan stabilitas kawasan. Guo Jiakun menekankan bahwa tindakan tegas diperlukan untuk melindungi kepentingan bersama dan memenuhi aspirasi rakyat.
Praktik penipuan yang dilakukan oleh sindikat kriminal di Myanmar, Kamboja, dan Laos, telah meraup miliaran dolar dari korban di seluruh dunia. Korban seringkali direkrut dengan iming-iming pekerjaan palsu, namun pada kenyataannya mereka dipaksa untuk melakukan penipuan daring dan menjadi korban perbudakan virtual. Sejak 2023, ribuan warga negara dari berbagai negara telah diselamatkan dari lokasi-lokasi tersebut.
Upaya Multilateral dan Bilateral
China aktif melakukan kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara terkait, termasuk Thailand dan Myanmar, untuk mengatasi masalah ini. Upaya ini mencakup berbagai strategi, mulai dari pencegahan pelanggar hukum melintasi perbatasan hingga kerja sama intelijen untuk mengungkap jaringan kriminal. Tujuan utama adalah untuk memberantas kejahatan, melindungi warga negara, dan menjaga stabilitas regional.
Laporan media Thailand menyebutkan keterlibatan milisi etnis Myanmar dalam membebaskan para pekerja yang menjadi korban penipuan. Hal ini menunjukkan kompleksitas masalah dan perlunya pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif untuk menyelesaikannya. Pemerintah junta militer Myanmar sendiri tampaknya memiliki kendali terbatas di wilayah perbatasan tersebut.
Kesimpulan
Kerja sama antara China dan Thailand dalam memerangi penipuan daring di perbatasan Myanmar merupakan langkah penting dalam melindungi warga negara dan menjaga stabilitas regional. Upaya bilateral dan multilateral yang dilakukan menunjukkan komitmen bersama untuk mengatasi masalah kejahatan transnasional ini secara efektif. Keberhasilan upaya ini akan bergantung pada koordinasi yang kuat dan komitmen berkelanjutan dari semua pihak yang terlibat.