Pemerintah RI Perkuat Keamanan Data Jemaah Haji: Antisipasi Penyalahgunaan Data Digital
Kementerian Agama terus meningkatkan perlindungan data jemaah haji Indonesia pasca implementasi sistem digital seperti e-Visa dan Siskohat, guna mencegah penyalahgunaan data.

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia terus berupaya meningkatkan perlindungan data jemaah haji Indonesia. Hal ini menyusul implementasi sistem digital dalam penyelenggaraan ibadah haji, seperti yang disampaikan oleh pejabat tinggi pemerintah.
Sistem digital tersebut meliputi penerapan e-Visa dan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, mengungkapkan hal ini dalam rapat dengan Komisi VIII DPR RI pada Senin lalu di Jakarta. Pernyataan ini disampaikan sebagai respon atas insiden penyalahgunaan data jemaah haji pada tahun sebelumnya.
Menurut Hilman Latief, "Dengan adanya e-Visa dan Siskohat, keamanan data pribadi jemaah harus terus ditingkatkan untuk menghindari penyalahgunaan data." Kemenag sendiri tengah mengintensifkan perlindungan dan keamanan data pribadi jemaah haji berdasarkan evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2024. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi dan respons atas ditemukannya kasus penyalahgunaan data dan visa jemaah haji oleh pihak-pihak yang tidak berwenang pada tahun lalu.
Peningkatan Keamanan Data dan Sertifikasi ISO
Sebagai bentuk komitmen dalam melindungi data jemaah haji, Siskohat Kemenag telah mendapatkan sertifikasi ISO 27001 Information Security Management System (SMKI). Sertifikasi ini merupakan salah satu upaya Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola sistem data dan informasi terkait jemaah haji.
Sertifikasi ISO 27001 ini juga merupakan bagian dari upaya untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji. Dengan adanya sertifikasi ini, diharapkan keamanan data jemaah haji semakin terjamin dan terlindungi dari berbagai ancaman potensial.
Kemenag berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan peningkatan sistem keamanan data secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memastikan data jemaah haji selalu aman dan terlindungi dari berbagai bentuk penyalahgunaan.
Jumlah Jemaah Haji dan Rute Penerbangan
Indonesia berencana memberangkatkan 221 ribu jemaah haji pada tahun 2025. Jumlah petugas haji Indonesia dibatasi sebanyak 2.210 orang pada tahun ini. Sebanyak 110.500 jemaah akan tiba melalui Bandara Internasional Pangeran Mohammad Bin Abdul Aziz di Madinah dan kembali melalui Bandara Internasional Raja Abdul Aziz di Jeddah.
Sementara itu, 110.500 jemaah lainnya akan tiba melalui Bandara Internasional Raja Abdul Aziz dan kembali melalui Bandara Internasional Pangeran Mohammad Bin Abdul Aziz. Pengaturan rute penerbangan ini bertujuan untuk optimalisasi dan efisiensi dalam proses keberangkatan dan kepulangan jemaah haji.
Dengan adanya peningkatan keamanan data dan pengaturan rute penerbangan yang terencana, diharapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 akan berjalan lebih lancar dan aman bagi seluruh jemaah haji Indonesia.
Kemenag terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia, termasuk dalam hal perlindungan data pribadi. Semua upaya ini dilakukan untuk memastikan kelancaran dan keamanan ibadah haji bagi seluruh jemaah.