Pemkot Kendari Bedah 20 Rumah Tidak Layak Huni, Target 5.000 Unit!
Pemerintah Kota Kendari luncurkan program bedah rumah tidak layak huni, menargetkan 5.000 unit rumah dalam beberapa tahun ke depan, dimulai dengan 20 rumah di 11 kecamatan pada tahun 2025.

Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) meluncurkan program bantuan bedah rumah tidak layak huni. Program ini diluncurkan pada Rabu, 7 Mei 2025, oleh Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, sebagai salah satu program unggulannya bersama Wakil Wali Kota Sudirman. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga Kendari yang tinggal di rumah tidak layak huni, dengan alokasi anggaran dari APBD Kota Kendari.
Wali Kota Siska Karina Imran menjelaskan bahwa program ini terinspirasi dari program serupa di tingkat nasional dan provinsi, namun dijalankan secara mandiri oleh Pemkot Kendari. Tahap awal program ini akan membedah 20 rumah tidak layak huni di Kota Kendari pada tahun 2025. Tantangan besar menanti, mengingat jumlah rumah tidak layak huni di Kendari diperkirakan mencapai 5.000 unit.
Pemkot Kendari berkomitmen untuk mengatasi permasalahan ini secara bertahap. Sebagai langkah strategis, Wali Kota Siska Karina Imran telah menjadwalkan pertemuan dengan Menteri Perumahan dan Komisi V DPR RI untuk membahas kemungkinan bantuan dalam program bedah rumah ini. Kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk mencapai target perbaikan 5.000 rumah tidak layak huni.
Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kendari
Program bedah rumah ini menargetkan 20 rumah tidak layak huni di 11 kecamatan di Kota Kendari. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Kendari, Agus Salim, menjelaskan bahwa proses pengerjaan setiap rumah ditargetkan selesai dalam waktu delapan hari. Kecepatan pengerjaan ini dimungkinkan berkat semangat gotong royong antara keluarga penerima bantuan dan tim dari Dinas Perumahan.
Agus Salim menambahkan bahwa proses pembangunan dilakukan siang dan malam untuk memastikan target waktu tercapai. Partisipasi aktif dari masyarakat setempat menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan semangat kebersamaan, diharapkan program bedah rumah ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kendari.
Pemilihan lokasi ke-20 rumah tersebut didasarkan pada berbagai faktor, termasuk tingkat kerusakan rumah, kondisi ekonomi penghuni, dan urgensi perbaikan. Pemkot Kendari memastikan proses seleksi dilakukan secara transparan dan adil untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada anggaran dan tenaga kerja, tetapi juga pada koordinasi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Dengan adanya dukungan penuh dari semua pihak, diharapkan program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang signifikan bagi warga Kendari.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun Pemkot Kendari telah memulai langkah yang baik, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam upaya mengatasi permasalahan rumah tidak layak huni di Kendari. Jumlah rumah yang perlu diperbaiki sangat besar, membutuhkan sumber daya dan anggaran yang signifikan.
Selain itu, koordinasi dan kerjasama yang efektif antara berbagai pihak sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini. Partisipasi aktif masyarakat juga sangat dibutuhkan, baik dalam proses pembangunan maupun dalam pemeliharaan rumah setelah diperbaiki.
Wali Kota Siska Karina Imran berharap program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi permasalahan rumah tidak layak huni. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan komitmen dan kerja keras dari semua pihak yang terlibat, diharapkan program bedah rumah tidak layak huni di Kendari dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Kendari. Program ini menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan warganya.
Ke depan, Pemkot Kendari akan terus berupaya meningkatkan kualitas program ini, termasuk dengan mencari sumber pendanaan tambahan dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan. Harapannya, seluruh rumah tidak layak huni di Kendari dapat diperbaiki dalam beberapa tahun mendatang.