Pemkot Malang Imbau Orang Tua Cegah Learning Loss Saat Libur Lebaran 2025
Pemerintah Kota Malang mengimbau orang tua untuk aktif mengawasi kegiatan belajar anak selama libur Lebaran 2025 guna mencegah terjadinya learning loss yang cukup panjang akibat libur Lebaran yang diperpanjang.

Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, mengeluarkan imbauan penting kepada para orang tua menjelang libur Lebaran 2025. Imbauan tersebut berfokus pada pencegahan learning loss atau kehilangan proses belajar pada anak-anak selama masa liburan yang cukup panjang. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, pada Selasa di Kota Malang. Imbauan ini muncul sebagai respon atas perpanjangan libur Lebaran 2025 yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Suwarjana menekankan peran krusial orang tua dalam memastikan anak-anak tetap aktif belajar meskipun sedang menikmati liburan. "Intinya bagaimana membuat anak-anak bisa tetap belajar walaupun sedang berada di rumah, maka dari itu pendampingan orang tua ini penting supaya anak tidak mengalami learning loss," jelasnya. Menurutnya, pengawasan langsung dari guru selama liburan sangat terbatas, dan tugas sekolah yang diberikan bersifat individual, berbeda dengan tugas kelompok yang biasa diberikan selama masa tahun ajaran.
Perpanjangan libur Lebaran 2025, yang ditetapkan dari tanggal 21-28 Maret dan 2-8 April 2025, menjadi perhatian utama. Libur yang lebih panjang ini berpotensi meningkatkan risiko learning loss. Oleh karena itu, peran orang tua dalam menciptakan keseimbangan antara waktu bermain dan belajar sangat dibutuhkan agar masa liburan tetap memberikan dampak positif bagi perkembangan anak.
Libur Lebaran dan Tantangan Pencegahan Learning Loss
Salah satu faktor utama penyebab learning loss selama liburan adalah kecenderungan anak untuk terlalu asyik bermain dan melupakan waktu belajar. Suwarjana mengungkapkan, "Untuk faktor terjadinya learning loss ini anak terlalu asik dengan dunianya, dalam artian dia terus bermain tetapi melupakan waktu belajar saat berlibur." Oleh karena itu, pengawasan orang tua sangat penting untuk memastikan anak tetap meluangkan waktu untuk belajar dan menyelesaikan tugas sekolah.
Disdikbud Kota Malang berharap orang tua dapat aktif mengontrol aktivitas anak selama liburan. Hal ini bertujuan agar anak-anak tidak mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran ketika kembali bersekolah setelah liburan. Suwarjana menambahkan, "Pengawasan dan pengendalian di rumah itu bergantung pada peran orang tua." Pihak sekolah telah memberikan tugas kepada siswa, namun keberhasilan pencegahan learning loss sangat bergantung pada komitmen dan peran aktif orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah.
Libur Lebaran yang diperpanjang ini memberikan tantangan tersendiri bagi orang tua. Mereka dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif di rumah. Selain itu, orang tua juga perlu memastikan anak-anak tetap mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak merasa terbebani dengan tugas sekolah selama liburan.
Tips Mengatasi Learning Loss Selama Libur Lebaran
Untuk mencegah learning loss, orang tua dapat menerapkan beberapa strategi. Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:
- Buat jadwal belajar yang teratur dan menyenangkan.
- Libatkan anak dalam kegiatan belajar yang interaktif dan kreatif.
- Manfaatkan waktu liburan untuk mengunjungi tempat-tempat edukatif.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada anak untuk tetap semangat belajar.
- Komunikasikan dengan guru untuk mengetahui perkembangan belajar anak.
Dengan kerjasama antara orang tua dan sekolah, diharapkan learning loss dapat diminimalisir dan anak-anak tetap dapat menikmati liburan dengan tetap menjaga perkembangan belajar mereka. Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa peran mereka sangat penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak, terutama selama masa liburan.
Imbauan dari Pemkot Malang ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya pencegahan learning loss selama libur Lebaran. Dengan pengawasan dan bimbingan yang tepat, diharapkan anak-anak dapat kembali ke sekolah dengan kondisi siap belajar dan tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran.