Pemkot Palu Gelar 8 Pasar Murah Selama Ramadhan untuk Jamin Ketersediaan Pangan
Pemerintah Kota Palu menggelar delapan pasar murah di delapan kecamatan selama Ramadhan 2025 untuk mendekatkan akses pangan murah bagi masyarakat, khususnya mereka yang terdaftar dalam DTKS.

Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, berkomitmen menyediakan akses pangan terjangkau bagi warganya selama bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah atau tahun 2025. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan delapan pasar murah di delapan kecamatan yang ada di Kota Palu. Inisiatif ini bertujuan untuk mendekatkan akses pangan murah kepada masyarakat, sekaligus menjamin ketersediaan bahan pokok selama bulan puasa hingga Idul Fitri.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palu, Zulkifli, menjelaskan bahwa pasar murah perdana telah dilaksanakan di Kecamatan Palu Barat pada Senin, 24 Februari 2025. Kegiatan ini kemudian berlanjut ke kecamatan lainnya secara bertahap. Pemilihan delapan lokasi pasar murah disesuaikan dengan jumlah kecamatan di Kota Palu, memastikan jangkauan program merata.
Pemkot Palu berupaya meringankan beban masyarakat dengan menyediakan harga pangan yang lebih rendah daripada harga pasar umum. Langkah ini merupakan wujud komitmen Pemkot Palu dalam menjamin ketersediaan bahan pokok penting bagi seluruh warga, terutama selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan lebih mudah dan terjangkau.
Pasar Murah dengan Dua Skema: Subsidi dan Non-Subsidi
Program pasar murah ini menawarkan dua skema penjualan, yaitu skema subsidi dan non-subsidi. Skema subsidi diperuntukkan bagi masyarakat yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial. Komoditas yang disubsidi meliputi beras, gula pasir, minyak goreng, telur ayam, dan tepung terigu, dengan nilai subsidi Rp5.000 untuk setiap komoditas.
Untuk skema subsidi, paket bahan pokok dijual dengan harga Rp100.000. Paket tersebut berisi 10 kilogram beras, 2 kilogram gula pasir, dan 2 liter minyak goreng merek Minyakita. Harga ini jauh lebih terjangkau dibandingkan harga pasar umum. Skema non-subsidi juga tersedia bagi masyarakat yang tidak terdaftar dalam DTKS, dengan harga jual sesuai harga pasar, namun tetap lebih terjangkau dibandingkan harga di pasaran pada umumnya.
Selain pasar murah, Pemkot Palu juga meluncurkan program inovasi gade nolumako atau pasar bergerak. Program ini menjangkau 46 kelurahan di Kota Palu, dengan fokus penjualan bahan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan telur ayam. Program pasar bergerak ini juga menerapkan skema subsidi dengan persyaratan tertentu, yaitu masyarakat harus membawa Kartu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el).
Program Inovasi "Gade Nolumako": Pasar Bergerak Menjangkau Kelurahan
Program gade nolumako atau pasar bergerak dirancang untuk menjangkau masyarakat di tingkat kelurahan. Dengan mobilitasnya, program ini memastikan aksesibilitas bahan pokok bagi warga di berbagai wilayah Kota Palu. Inovasi ini merupakan bentuk kepedulian Pemkot Palu dalam memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Penerapan skema subsidi pada program gade nolumako bertujuan untuk membantu masyarakat kurang mampu mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau. Persyaratan membawa Kartu PKH dan KTP-el bertujuan untuk memastikan penyaluran subsidi tepat sasaran kepada mereka yang membutuhkan.
Kedua program ini, pasar murah dan gade nolumako, saling melengkapi dalam upaya Pemkot Palu untuk menjamin ketersediaan dan aksesibilitas bahan pokok bagi masyarakat Kota Palu, khususnya selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan terbaik bagi warganya.
Melalui program-program ini, Pemkot Palu berharap dapat meringankan beban ekonomi masyarakat, khususnya dalam menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Dengan harga yang terjangkau dan akses yang mudah, diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan lebih nyaman dan tenang.