Gerakan Pangan Murah (GPM) di Palu: Strategi Jaga Stabilitas Harga Jelang Ramadhan
Pemkot Palu luncurkan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai strategi utama untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok, khususnya menjelang bulan Ramadhan dan membantu masyarakat.

Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok selama bulan Ramadhan. Kegiatan ini melibatkan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palu serta distributor dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat. Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, menekankan pentingnya intervensi bersama untuk memastikan ketersediaan dan harga terjangkau bahan pokok bagi masyarakat.
Kegiatan GPM yang berlangsung selama dua hari, 18-19 Maret 2025, menyediakan berbagai kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, dan elpiji subsidi 3 kilogram. Langkah ini merupakan salah satu upaya Pemkot Palu dalam membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar rumah tangga, khususnya menjelang bulan Ramadhan yang membutuhkan peningkatan konsumsi berbagai bahan pangan.
Imelda Liliana Muhidin menjelaskan bahwa stabilitas harga merupakan hal krusial. Pemkot Palu telah menerapkan berbagai strategi untuk mencapainya, termasuk pasar murah, pasar bergerak atau gade nolumako, dan kini GPM. Dengan beragam program ini, diharapkan masyarakat dapat mengakses bahan pangan dengan harga yang terjangkau dan tidak terbebani oleh kenaikan harga yang signifikan.
Gerakan Pangan Murah: Solusi Tepat untuk Menjaga Stabilitas Harga
GPM di Palu menawarkan solusi konkret untuk permasalahan fluktuasi harga bahan pangan. Dengan menyediakan bahan pokok penting dengan harga terjangkau, program ini memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat. Keterlibatan distributor dan UMKM juga menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Wakil Wali Kota Palu menekankan pentingnya peran semua pihak dalam keberhasilan program ini. Kerjasama antara pemerintah, distributor, dan UMKM sangat krusial untuk memastikan kelancaran distribusi dan ketersediaan barang. Hal ini juga akan membantu menjaga stabilitas harga dan mencegah potensi spekulasi yang dapat merugikan masyarakat.
Keberhasilan GPM tidak hanya diukur dari ketersediaan barang, tetapi juga dari dampaknya terhadap daya beli masyarakat. Dengan harga yang terjangkau, masyarakat dapat mengalokasikan anggaran lebih efektif untuk kebutuhan lainnya. Program ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadhan.
Usulan Peningkatan GPM untuk Masa Mendatang
Imelda Liliana Muhidin memberikan saran untuk pengembangan GPM di masa mendatang. Ia menyarankan agar GPM lebih menonjolkan produk pertanian lokal, seperti bawang, cabai, sayur mayur, dan buah-buahan segar. Hal ini akan memberikan dampak yang lebih besar bagi petani lokal dan meningkatkan nilai tambah produk pertanian daerah.
Dengan melibatkan lebih banyak produk pertanian lokal, GPM tidak hanya membantu menjaga stabilitas harga bahan pokok, tetapi juga mendukung perekonomian petani lokal. Peningkatan ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Palu, baik dari sisi ketersediaan pangan maupun perekonomian lokal. Inklusivitas dan keberlanjutan menjadi kunci keberhasilan GPM.
Selain itu, pengembangan produk olahan makanan dari bahan baku lokal juga dapat dipertimbangkan untuk memperkaya pilihan dan meningkatkan daya tarik GPM. Hal ini akan memberikan nilai tambah bagi produk pertanian lokal dan menciptakan peluang usaha baru bagi UMKM.
Dengan berbagai strategi yang telah dan akan diterapkan, Pemkot Palu berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga pangan dan memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat. GPM diharapkan dapat menjadi program berkelanjutan yang memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Palu.
Harapannya, masyarakat dapat memanfaatkan momen GPM ini sebaik mungkin dan para distributor terus berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga pangan di Kota Palu. Suksesnya GPM menjadi cerminan kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi.