Bapanas dan Kadin Jamin Harga Pangan Terjangkau Jelang Lebaran 2025
Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kadin Indonesia berkolaborasi melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Lebaran 2025, memastikan keterjangkauan bagi masyarakat.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk memastikan harga pangan tetap terjangkau menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah atau 2025 Masehi. Inisiatif ini diluncurkan di tengah upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Program ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari petani hingga konsumen, dengan tujuan utama menjamin ketersediaan dan aksesibilitas pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Peninjauan langsung oleh Kepala Bapanas, Arief Pradetyo Adi, di Kantor Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, menunjukkan komitmen nyata dalam mengawasi jalannya GPM. Arief menekankan pentingnya ekosistem pangan yang selaras antara hulu dan hilir, memastikan harga yang menguntungkan petani sekaligus terjangkau bagi konsumen. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menyeimbangkan harga di tingkat produsen dan konsumen.
GPM saat ini telah tersebar di 2.500 titik di seluruh Indonesia, menawarkan berbagai komoditas pangan penting seperti beras, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit dengan harga yang stabil. Program ini juga menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan BUMN dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Arief menambahkan bahwa inflasi Indonesia saat ini terjaga dan berada di level terendah, berkat upaya kolaboratif tersebut.
Kerja Sama Bapanas dan Kadin: Jalinan Ekosistem Pangan yang Kuat
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dengan Bapanas dan pemerintah daerah dalam program ketahanan pangan melalui GPM. Anindya menekankan pentingnya kerja sama antara pengusaha dan pemerintah untuk menstabilkan harga pangan, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran. GPM diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat dan meningkatkan partisipasi UMKM.
Kadin menargetkan peningkatan peran dalam ketahanan pangan, saat ini telah mencapai 70 persen. Ke depan, diharapkan dapat membuka lapangan kerja bagi petani dan peternak milenial, memperkuat ketahanan pangan nasional. Anindya juga menegaskan komitmen Kadin untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen, memperkuat ketahanan pangan, dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono, turut memberikan dukungan penuh terhadap GPM. Ia meyakini bahwa menjaga inflasi akan berdampak positif pada keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat. Tri juga menyampaikan pesan kepada warga Kota Bekasi untuk tetap tenang dan tidak perlu panik menimbun bahan makanan, karena ketersediaan dan stabilitas harga terjamin.
Gerakan Pangan Murah: Menjaga Stabilitas Harga dan Daya Beli
Gerakan Pangan Murah (GPM) merupakan strategi kunci dalam menjaga stabilitas harga pangan menjelang Lebaran. Dengan harga gabah di tingkat petani mencapai Rp6.500 per kilogram dan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, GPM menjamin keseimbangan antara keuntungan petani dan aksesibilitas bagi konsumen. Program ini juga melibatkan UMKM secara aktif, memberikan dampak positif pada perekonomian lokal.
Keterlibatan berbagai pihak, termasuk Bapanas, Kadin, pemerintah daerah, dan UMKM, menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga ketahanan pangan nasional. GPM bukan hanya sekadar program penstabilan harga, tetapi juga upaya untuk memperkuat ekosistem pangan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan GPM dapat terus berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia.
Melalui GPM, pemerintah berupaya memastikan bahwa masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan tenang dan nyaman, tanpa harus khawatir akan harga pangan yang melambung tinggi. Program ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah berkomitmen untuk melindungi daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Keberhasilan GPM juga bergantung pada partisipasi aktif seluruh pihak yang terlibat. Kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.