Pemkot Pekalongan Kerja Keras Atasi Penumpukan Sampah, Libatkan Semua Pihak
Pemerintah Kota Pekalongan bekerja maksimal mengatasi penumpukan sampah pasca penutupan TPA Degayu dengan mengerahkan petugas dan armada, serta mengajak masyarakat untuk berperan aktif menjaga kebersihan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, tengah berjuang keras mengatasi masalah penumpukan sampah di sejumlah titik jalan protokol. Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu telah menyebabkan peningkatan volume sampah yang dibuang sembarangan, terutama di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan Pelita, dan kawasan Ponpes Al Maliki. Upaya maksimal dilakukan untuk mengatasi situasi darurat kebersihan ini, melibatkan petugas kebersihan yang bekerja lembur dan armada pengangkut sampah yang beroperasi hingga malam hari.
Apa yang terjadi? Penutupan TPA Degayu menyebabkan penumpukan sampah di jalan-jalan utama Pekalongan. Siapa yang terlibat? Pemkot Pekalongan, petugas kebersihan, dan masyarakat. Di mana kejadian ini berlangsung? Di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Kapan kejadian ini terjadi? Kejadian ini terjadi setelah penutupan TPA Degayu. Mengapa terjadi penumpukan sampah? Karena penutupan TPA Degayu dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. Bagaimana Pemkot Pekalongan mengatasinya? Dengan mengerahkan seluruh armada dan petugas kebersihan untuk bekerja lembur.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso, menyatakan komitmen penuh dalam menangani permasalahan ini. "Sisa sampah kami angkut terus, terutama di jalur-jalur padat," tegasnya, menekankan upaya maksimal yang dilakukan untuk membersihkan jalan-jalan utama dari tumpukan sampah. Langkah cepat dan responsif ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif penutupan TPA Degayu terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan Kota Pekalongan.
Penanganan Maksimal Penumpukan Sampah di Pekalongan
Pemkot Pekalongan telah mengerahkan seluruh sumber daya yang tersedia untuk mengatasi penumpukan sampah. Sebanyak 19 armada truk sampah disiagakan penuh untuk mengangkut sampah dari berbagai titik krusial di kota. Petugas kebersihan bekerja lembur setiap hari untuk memastikan jalan-jalan tetap bersih dan terbebas dari tumpukan sampah yang mengganggu aktivitas masyarakat.
Selain itu, Pemkot juga telah menyiapkan strategi jangka panjang. Setelah TPA Degayu ditutup, sebagian petugas kebersihan akan dialihkan untuk membantu proses pemilahan sampah di tempat pengolahan sampah reduce-reuse-recycle (TPS-3R) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Brayan Resik di Kuripan Kertoharjo. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah harian secara signifikan.
Sri Budi Santoso berharap adanya peningkatan kapasitas pengolahan sampah ini dapat mengatasi masalah penumpukan sampah di masa transisi penutupan TPA Degayu. Dengan demikian, Pemkot Pekalongan berupaya untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di masa mendatang.
Pentingnya Peran Aktif Masyarakat
Pemkot Pekalongan menyadari bahwa keberhasilan penanganan penumpukan sampah tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan peran aktif dari masyarakat. Sri Budi Santoso menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk disiplin dalam memilah sampah sejak dari rumah.
"Dukungan warga sangat krusial dalam memperlancar proses ini mengingat keterbatasan ruang dan sarana yang tersedia saat ini," ujarnya. Masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di tempat-tempat umum dan di sepanjang jalan protokol. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dinilai sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan Kota Pekalongan.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara Pemkot Pekalongan dan masyarakat, diharapkan permasalahan penumpukan sampah dapat segera teratasi dan Kota Pekalongan tetap bersih dan sehat meskipun TPA utama sudah tidak bisa digunakan lagi. Kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam memilah dan membuang sampah menjadi kunci utama dalam keberhasilan program ini.
Pemkot Pekalongan juga menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak. Dengan bekerja sama, diharapkan Kota Pekalongan dapat tetap menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya meskipun menghadapi tantangan penutupan TPA utama. Upaya maksimal dan kesadaran bersama menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi permasalahan ini.