Pemkot Pontianak Canangkan Gerakan Tanam Cabai, Kendalikan Inflasi dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Pemerintah Kota Pontianak kembali meluncurkan gerakan tanam cabai untuk menekan inflasi, menjamin ketersediaan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan petani, melibatkan ASN dan UPT.

Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, kembali mengambil langkah proaktif dalam upaya pengendalian inflasi dan ketahanan pangan. Melalui Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DPPP), Pemkot Pontianak mencanangkan gerakan tanam cabai secara simbolis pada Senin, 24 Maret 2024. Gerakan ini melibatkan 115 pegawai ASN dan non-ASN, bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani dan sebagai langkah nyata pengendalian harga cabai yang kerap fluktuatif.
Kepala DPPP Kota Pontianak, Muchammad Yamin, menjelaskan bahwa program ini bukan yang pertama kali dilakukan. "Program ini sebelumnya sudah pernah kita lakukan. Kali ini, kita canangkan kembali dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjadi langkah konkret dalam pengendalian inflasi," ujarnya di Pontianak. Gerakan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan ketahanan pangan Kota Pontianak.
Pencanangan gerakan tanam cabai ini bukan sekadar seremoni. Pemkot Pontianak telah menetapkan target penanaman yang cukup signifikan. Setiap pegawai DPPP diwajibkan menanam minimal 10 pohon cabai di rumah masing-masing. Lebih lanjut, delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah DPPP ditargetkan menanam minimal 200 bibit cabai. Langkah ini menandakan keseriusan Pemkot Pontianak dalam mewujudkan program ini.
Gerakan Tanam Cabai: Sasar Seluruh OPD dan Berikan Penghargaan
Program penanaman cabai ini tidak hanya terbatas pada DPPP. Muchammad Yamin mengungkapkan rencana perluasan program ke seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak. Dengan delapan lokasi penanaman di UPT yang sudah berjalan, diperkirakan akan ada sekitar 1.600 bibit cabai yang ditanam. Ekspansi ke OPD lain diharapkan mampu meningkatkan jumlah bibit cabai yang ditanam secara signifikan.
Sebagai bentuk apresiasi dan motivasi, Pemkot Pontianak berencana memberikan penghargaan kepada UPT yang berhasil menanam dan merawat tanaman cabai dengan baik. Penghargaan ini akan diumumkan pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025. Hal ini diharapkan dapat memacu semangat dan kinerja para petugas dalam merawat tanaman cabai.
Langkah Pemkot Pontianak ini mendapat apresiasi dan saran dari Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Bader Sasmara. Bader menyarankan Pemkot Pontianak untuk membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang fokus pada bidang pangan. BUMD ini diharapkan dapat menampung hasil pertanian dan menstabilkan harga.
BUMD pangan, menurut Bader, akan memberikan kepastian harga bagi petani dan mampu memberikan subsidi pasar jika terjadi lonjakan harga. Dengan demikian, harga cabai di pasaran akan lebih stabil dan terkendali. Inisiatif ini akan melengkapi upaya Pemkot Pontianak dalam mengendalikan inflasi dan menjamin ketersediaan pangan.
ASN sebagai Teladan dan Edukasi Masyarakat
Bader Sasmara juga menekankan pentingnya peran ASN sebagai teladan dalam gerakan menanam cabai. ASN diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk menanam cabai di pekarangan rumah masing-masing. Hal ini penting untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga dan mengurangi ketergantungan pada pasokan cabai dari luar daerah.
Dengan keterlibatan ASN dan UPT, diharapkan gerakan tanam cabai ini akan berdampak luas dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Masyarakat akan termotivasi untuk menanam cabai dan sayuran lain di pekarangan rumah, sehingga kebutuhan pangan rumah tangga dapat terpenuhi secara mandiri. Ini merupakan langkah penting dalam menciptakan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Gerakan tanam cabai ini merupakan bagian dari strategi Pemkot Pontianak untuk menghadapi tantangan inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan. Dengan melibatkan seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat, diharapkan program ini akan berhasil dan berdampak positif bagi kesejahteraan petani dan masyarakat Kota Pontianak secara keseluruhan. Keberhasilan program ini juga akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya menciptakan ketahanan pangan.