Pemprov Lampung Bentuk Satgas Atasi Banjir: Langkah Komprehensif Cegah Bencana Berulang
Pemprov Lampung membentuk Satgas Mitigasi dan Pengendalian Banjir untuk mengatasi banjir yang meluas dan merumuskan langkah jangka panjang, menengah, dan pendek guna mencegah bencana berulang.

Banjir yang meluas di Provinsi Lampung mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung untuk segera membentuk Satuan Tugas (Satgas) Mitigasi dan Pengendalian Banjir. Pembentukan Satgas ini diumumkan langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, di Bandarlampung pada Rabu, 30 April. Langkah ini merupakan respon atas dampak buruk banjir yang telah terjadi dan upaya pencegahan agar bencana serupa tidak terulang kembali.
Menurut Gubernur, Satgas ini akan beranggotakan pemerintah provinsi, kabupaten, kota, dan instansi vertikal terkait. Tugas utama Satgas adalah merumuskan berbagai strategi dan langkah konkret untuk mengatasi masalah banjir secara komprehensif. Hal ini mencakup perencanaan jangka panjang, menengah, dan pendek untuk memastikan penanganan banjir yang efektif dan berkelanjutan di seluruh wilayah Lampung.
Pembentukan Satgas ini juga menindaklanjuti kajian dan analisis yang telah dilakukan bersama para ahli dari berbagai universitas di Lampung beberapa bulan lalu. Kajian tersebut bertujuan untuk memahami akar permasalahan banjir dan merumuskan solusi yang tepat sasaran. Kerja sama antar berbagai pihak, termasuk masyarakat, dianggap krusial untuk keberhasilan upaya penanggulangan banjir ini.
Langkah-Langkah Konkret Penanganan Banjir
Gubernur Rahmat Mirzani Djausal telah menginstruksikan beberapa langkah konkret untuk mengatasi masalah banjir. Salah satu instruksi penting adalah normalisasi saluran air, khususnya di Bandarlampung. Beliau memerintahkan agar saluran air yang menyempit diperlebar untuk memperlancar aliran air. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya relokasi bangunan yang berada di sepadan sungai dan penutupan saluran air yang tertutup.
Pemprov Lampung telah mengidentifikasi beberapa titik rawan banjir di berbagai kabupaten/kota. Di Kabupaten Pringsewu, misalnya, tanggul yang jebol akan segera diperbaiki. Di Kabupaten Pesawaran, upaya reboisasi akan dilakukan untuk mengatasi masalah penggundulan hutan yang menjadi penyebab banjir. Sementara itu, di Kabupaten Lampung Selatan, sebanyak 28 titik tanggul jebol akan segera diperbaiki.
Gubernur menekankan pentingnya menyelesaikan semua permasalahan yang menghambat aliran air. Hal ini penting untuk mencegah jatuhnya korban jiwa akibat banjir. Beliau juga menegaskan bahwa penanganan banjir membutuhkan kolaborasi semua pihak, bukan hanya pemerintah atau masyarakat saja, karena permasalahan banjir merupakan tanggung jawab bersama.
Kerja Sama Antar Pihak yang Krusial
Pemprov Lampung menyadari bahwa penanganan banjir membutuhkan kolaborasi yang erat antar berbagai pihak. Oleh karena itu, Satgas Mitigasi dan Pengendalian Banjir akan melibatkan berbagai instansi dan pemangku kepentingan. Kerja sama ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program penanggulangan banjir.
Gubernur juga menekankan pentingnya perencanaan jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir secara berkelanjutan. Hal ini meliputi pembangunan infrastruktur, pengelolaan lingkungan, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan masalah banjir di Provinsi Lampung dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan.
Penanganan banjir di Provinsi Lampung tidak hanya berfokus pada penanganan darurat, tetapi juga pada upaya pencegahan jangka panjang. Hal ini meliputi pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), pengendalian erosi dan sedimentasi, serta peningkatan kapasitas infrastruktur drainase. Semua upaya ini diharapkan mampu meminimalisir dampak banjir di masa mendatang.
Dengan pembentukan Satgas ini, Pemprov Lampung menunjukkan komitmennya untuk mengatasi masalah banjir secara serius dan berkelanjutan. Kolaborasi dan perencanaan yang matang diharapkan mampu memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan banjir di Provinsi Lampung.
"Semua instrumen penghambat air kita minta selesaikan semua, dan ini diharapkan segera selesai, sebab sudah memakan banyak nyawa," kata Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal.