Penanganan FMD di Indonesia Optimal Jelang Lebaran, Klaim Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian memastikan penanganan penyakit mulut dan kuku (FMD) pada ternak di Indonesia tetap optimal menjelang Lebaran Idul Fitri, ditunjang vaksinasi masif dan pemantauan ketat.

Kementerian Pertanian memastikan bahwa pengendalian penyakit mulut dan kuku (FMD) pada ternak di seluruh Indonesia tetap optimal menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hal ini disampaikan di Jakarta pada tanggal 26 Maret 2025. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit ini, termasuk vaksinasi massal dan pemantauan ketat melalui sistem informasi terintegrasi.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa pada awal tahun 2025 ketika kasus FMD meningkat, kementerian mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 miliar (sekitar US$6 juta) untuk pengadaan vaksin FMD. "Juga jutaan vaksin telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Alhamdulillah, saat ini tren kasus FMD telah mereda," tambahnya.
Kementerian Pertanian terus bergerak cepat menangani penyebaran FMD dan meminta seluruh stafnya untuk tetap waspada terhadap wabah tersebut. Upaya ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan ternak tetap aman dan terkendali menjelang perayaan Idul Fitri.
Langkah-langkah Pencegahan dan Penanggulangan FMD
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menjelaskan bahwa timnya melakukan pemantauan rutin harian melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terintegrasi (iSIKHNAS) untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas ternak menjelang Idul Fitri. Hal ini penting karena ternak yang baru diangkut biasanya mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat kelelahan perjalanan, sehingga lebih rentan terhadap penyakit, termasuk FMD.
Untuk memastikan kasus FMD terus menurun, Kementerian Pertanian meningkatkan kapasitas epidemiologi petugas kesehatan hewan agar dapat melakukan deteksi dini, respons cepat, dan pengendalian FMD berbasis risiko. Program vaksinasi FMD telah dilaksanakan secara masif, dengan total dosis vaksin yang diberikan hingga 1.688.651 dosis.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Kementerian Pertanian telah melaksanakan program Bulan Vaksinasi FMD dari Januari hingga Maret 2025 dan akan memberikan vaksinasi booster pada Juli-September. Distribusi obat-obatan dan logistik, termasuk antibiotik, vitamin, dan disinfektan, juga telah dilakukan ke berbagai daerah untuk mempercepat penanganan FMD.
Capaian Vaksinasi dan Koordinasi Antar Lembaga
Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menambahkan bahwa berdasarkan evaluasi nasional per 24 Maret 2025, pelaksanaan vaksinasi FMD terus menunjukkan perkembangan positif. Sebagian besar provinsi telah mencapai target rasio vaksinasi di atas 60 persen, bahkan beberapa daerah mencapai di atas 80 persen.
Kementerian Pertanian juga terus berkoordinasi dengan kantor peternakan provinsi, kabupaten, dan kota serta pusat-pusat veteriner di seluruh Indonesia untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengendalikan penyakit menular ini. Koordinasi yang baik antar instansi sangat penting untuk memastikan efektivitas program pengendalian FMD.
Keberhasilan program vaksinasi dan pemantauan ketat ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan hewan ternak dan ketahanan pangan nasional. Upaya ini diharapkan dapat mencegah penyebaran FMD lebih lanjut dan memastikan ketersediaan daging dan produk peternakan lainnya tetap terjamin, khususnya menjelang dan selama Idul Fitri.