Penas KTNA 2026 di Gorontalo: Kolaborasi Dorong Pertanian Berkelanjutan
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, berkolaborasi dengan BSIP Tanaman Palma untuk menyukseskan Penas KTNA XVII tahun 2026 di Gorontalo, sekaligus mendorong pengembangan kelapa dan pertanian berkelanjutan.
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, baru-baru ini membahas persiapan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XVII yang akan diselenggarakan di Kabupaten Gorontalo pada tahun 2026. Pertemuan penting ini dilakukan bersama Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Tanaman Palma. Acara akbar yang diperkirakan akan dihadiri sekitar 50 ribu petani dan nelayan dari seluruh Indonesia ini, diharapkan akan menjadi momentum besar bagi kemajuan pertanian di Gorontalo dan Indonesia.
Dukungan BSIP Tanaman Palma untuk Penas KTNA
Bupati Nelson Pomalingo menekankan pentingnya dukungan BSIP Tanaman Palma Manado dalam kesuksesan Penas KTNA mendatang. "Kami berharap BSIP Tanaman Palma Manado dapat memberikan dukungan dalam Penas KTNA mendatang. Ini menjadi momentum besar yang akan menghadirkan sekitar 50 ribu petani dan nelayan dari seluruh Indonesia," ujarnya dalam pertemuan tersebut di Gorontalo.
Sebagai Ketua Umum Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Gorontalo, Nelson Pomalingo juga menyampaikan apresiasinya atas kerja sama yang telah terjalin dengan Balai Palma, khususnya dalam keberhasilan penyelenggaraan World Coconut Day tahun 2024. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata sinergi yang positif dan diharapkan dapat berlanjut untuk mendukung program-program pertanian di Gorontalo.
Pengembangan Kelapa dan Taman Kelapa Dunia
Selain Penas KTNA, Bupati Nelson juga menyampaikan harapannya akan dukungan Balai Palma dalam pengembangan dan kelestarian Taman Kelapa Dunia di Kabupaten Gorontalo. Taman ini diharapkan dapat menjadi ikon dan pusat edukasi bagi pengembangan kelapa di Indonesia. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen pemerintah daerah untuk mendorong pertanian berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Gorontalo.
Momentum Bersejarah Pengembangan Kelapa di Indonesia
Tahun 2027 mendatang memiliki arti penting bagi pengembangan kelapa di Indonesia. Bupati Nelson Pomalingo mengingatkan bahwa 100 tahun yang lalu, Belanda memulai pengembangan kelapa di Manado. Beliau menyarankan agar momen bersejarah ini diabadikan dalam sebuah buku sejarah tentang kelapa, sebagai bentuk dokumentasi perjalanan panjang sektor perkebunan kelapa di Indonesia. Hal ini penting untuk pembelajaran dan inspirasi bagi generasi mendatang.
Dokumentasi sejarah ini sangat penting untuk memahami perkembangan dan tantangan yang dihadapi sektor perkebunan kelapa selama satu abad terakhir. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat mengambil pelajaran berharga untuk menghadapi tantangan di masa depan dan merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan kelapa yang berkelanjutan.
Optimisme Terhadap Pengembangan Kelapa dan Pertanian Berkelanjutan
Dengan dukungan penuh dari BSIP Tanaman Palma, Bupati Nelson Pomalingo optimistis bahwa Kabupaten Gorontalo dapat menjadi pusat pengembangan kelapa dan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Penas KTNA XVII tahun 2026 diharapkan dapat menjadi pendorong utama dalam mewujudkan visi ini. Keberhasilan Penas KTNA akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat Gorontalo dan meningkatkan kesejahteraan para petani dan nelayan.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, BSIP Tanaman Palma, dan para petani merupakan kunci keberhasilan dalam pengembangan kelapa dan pertanian berkelanjutan. Dengan komitmen dan kerja keras bersama, target untuk menjadikan Gorontalo sebagai pusat pengembangan kelapa dan pertanian berkelanjutan dapat terwujud.