Peneliti Dorong Kemenag Perkuat Institusi Peduli Lingkungan
Peneliti PPIM UIN Syarif Hidayatullah merekomendasikan Kemenag membuat kebijakan untuk memperkuat inisiatif lokal dan institusi agama dalam pelestarian lingkungan, berdasarkan riset di 16 desa yang menunjukkan peran penting partisipasi warga, institusi ag
![Peneliti Dorong Kemenag Perkuat Institusi Peduli Lingkungan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191708.228-peneliti-dorong-kemenag-perkuat-institusi-peduli-lingkungan-1.jpeg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - Sebuah riset terbaru dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyoroti peran penting institusi agama dalam upaya pelestarian lingkungan. Temuan ini mendorong peneliti untuk merekomendasikan Kementerian Agama (Kemenag) agar mengeluarkan kebijakan yang lebih mendukung inisiatif lokal dan institusi keagamaan yang peduli lingkungan.
Faktor Kunci Kesuksesan Inovasi Lingkungan
Berdasarkan observasi di 16 desa di 7 provinsi, Koordinator Riset PPIM, Testriono, memaparkan tiga faktor kunci keberhasilan inovasi lingkungan di tingkat komunitas. Ketiga faktor tersebut adalah partisipasi aktif warga, dukungan dari institusi agama, dan peran inisiator lokal yang kuat. Riset ini menjawab pertanyaan mengapa beberapa komunitas muslim berhasil menerapkan inovasi lingkungan, sementara yang lain tidak.
Perbedaan signifikan terlihat antara desa yang memiliki ketiga faktor tersebut dengan desa yang tidak. Desa-desa dengan partisipasi warga yang tinggi, dukungan institusi agama yang peduli lingkungan, dan keberadaan penggerak lokal menunjukkan keberhasilan yang lebih optimal dalam implementasi inovasi lingkungan. Sebaliknya, desa yang kurang dalam ketiga aspek ini cenderung mengalami kendala dalam upaya pelestarian lingkungan.
Rekomendasi Kebijakan untuk Kemenag
Menanggapi temuan ini, Testriono merekomendasikan agar Kemenag mempertimbangkan kebijakan baru. "Kami merekomendasikan Kementerian Agama mungkin bisa untuk memikirkan semacam kebijakan atau dana zakat dan infak itu bisa digunakan untuk mendukung aksi lingkungan," ujarnya. Hal ini menunjukkan potensi besar pemanfaatan dana keagamaan untuk mendukung program-program lingkungan yang berkelanjutan.
Selain itu, Testriono juga menekankan pentingnya mempromosikan inovasi lingkungan yang telah berhasil diterapkan di tingkat komunitas. "Jadi kita tahu tadi banyak upaya yang dilakukan oleh komunitas lokal, tapi mungkin belum banyak diketahui pada masyarakat di daerah lain atau di kota misalnya," katanya. Publikasi yang lebih luas akan menginspirasi komunitas lain dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Peran Pemerintah dalam Mendukung Inovasi Lingkungan
Testriono juga mendorong pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), untuk memberikan dukungan yang lebih besar. Ia menyarankan adanya wadah khusus bagi komunitas lokal untuk memamerkan hasil kerja mereka dan berbagi pengalaman. Hal ini akan memperkuat jaringan dan kolaborasi antar komunitas serta meningkatkan visibilitas upaya pelestarian lingkungan yang telah dilakukan.
Keberhasilan upaya penyelamatan lingkungan, menurut Testriono, sangat bergantung pada dukungan dari berbagai pihak. "Upaya penyelamatan lingkungan ini bisa berhasil jika terdapat dukungan yang besar dari kementerian yang terkait. Kementerian Lingkungan Hidup bisa terlibat dan Kementerian Agama juga bisa ambil bagian," tegasnya. Kerjasama antar kementerian dan lembaga sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan program-program pelestarian lingkungan.
Kesimpulan
Riset PPIM UIN Syarif Hidayatullah ini memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya peran institusi agama dan partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan. Rekomendasi kebijakan yang diajukan peneliti diharapkan dapat mendorong pemerintah untuk lebih aktif mendukung inisiatif lokal dan memperkuat kolaborasi antar kementerian dalam mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan.