Pengadaan Alat Tenis Meja Sekolah di Batam: Masuk dalam Efisiensi Anggaran
Dinas Pendidikan Batam usulkan pengadaan alat tenis meja untuk 55 sekolah senilai Rp1,3 Miliar masuk dalam rencana efisiensi anggaran, meskipun seharusnya dilaksanakan Januari lalu.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam mengusulkan pengadaan alat olahraga tenis meja untuk 55 sekolah senilai Rp1.325.280.000 agar masuk dalam rencana efisiensi anggaran. Usulan ini disampaikan Kepala Disdik Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, di Batam pada Kamis. Penundaan ini terjadi karena kebijakan efisiensi anggaran, padahal seharusnya pengadaan telah dilaksanakan pada Januari 2025. Pengadaan tersebut berasal dari pokok pikiran (pokir) beberapa anggota DPRD Batam lintas fraksi, yang kemudian dikonsolidasikan menjadi empat paket pengadaan oleh Disdik Batam.
Proses pengadaan alat-alat tenis meja ini menimbulkan pertanyaan mengenai efisiensi anggaran dan waktu pelaksanaan. Meskipun usulan berasal dari DPRD, Disdik Batam berupaya melakukan efisiensi dengan mengkonsolidasikan beberapa usulan menjadi empat paket pengadaan. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan proses pengadaan dan mengurangi jumlah kontrak yang harus ditangani.
Keputusan untuk memasukkan pengadaan ini ke dalam rencana efisiensi anggaran menunjukkan adanya upaya untuk mengoptimalkan penggunaan dana pemerintah. Namun, penundaan pelaksanaan pengadaan menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap kegiatan olahraga di sekolah-sekolah yang bersangkutan. Pihak Disdik Batam perlu memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai mekanisme efisiensi anggaran yang diterapkan dan dampaknya terhadap program-program pendidikan lainnya.
Rincian Pengadaan Alat Tenis Meja
Pengadaan alat tenis meja untuk 55 sekolah di Batam terdiri dari empat paket, dengan total anggaran mencapai Rp1.325.280.000. Rincian keempat paket tersebut adalah sebagai berikut:
- Paket 1: Pengadaan 440 buah bet ping pong (Rp265.320.000)
- Paket 2: Pengadaan 275 kotak bola ping pong (Rp26.950.000)
- Paket 3: Pengadaan 110 buah net ping pong (Rp65.230.000)
- Paket 4: Pengadaan meja ping pong profesional (Rp967.780.000)
Semua paket pengadaan telah diumumkan pada 30 Januari 2025 melalui Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) LKPP Kota Batam, dengan jadwal pelaksanaan kontrak pada Februari hingga Mei 2025. Kepala Disdik Batam menegaskan bahwa usulan pengadaan ini bukan berasal dari Disdik Batam, melainkan dari konsolidasi usulan beberapa fraksi DPRD Batam. "Saya yakinkan bahwa pengadaan ini bukan usulan dari Disdik Batam. Tidak hanya dari Komisi IV, usulan ini datang dari lintas fraksi yang kemudian kami konsolidasikan menjadi empat paket pengadaan. Kalau satu-satu nanti jadi terlalu banyak kontrak," ujar Tri Wahyu Rubianto.
Proses Efisiensi Anggaran
Disdik Batam memasukkan pengadaan alat tenis meja ini ke dalam rancangan efisiensi anggaran. Proses ini melibatkan diskusi dengan tim anggaran dan koordinasi dengan pengusul, yaitu anggota DPRD Batam. Tri Wahyu Rubianto menjelaskan bahwa efisiensi anggaran tidak bisa dilakukan secara langsung oleh Disdik Batam, tetapi membutuhkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk fraksi-fraksi di DPRD Batam.
Proses konsolidasi usulan dari beberapa fraksi DPRD menjadi empat paket pengadaan juga merupakan bagian dari upaya efisiensi. Dengan menggabungkan beberapa usulan menjadi paket yang lebih besar, diharapkan dapat mempermudah proses pengadaan dan mengurangi biaya administrasi.
Meskipun terdapat penundaan pelaksanaan pengadaan karena kebijakan efisiensi anggaran, Disdik Batam memastikan bahwa pengadaan alat tenis meja ini tetap akan dilakukan. Proses pengadaan akan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan diumumkan melalui SiRUP LKPP Kota Batam.
Proses efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Disdik Batam diharapkan dapat menghasilkan penghematan anggaran dan optimalisasi penggunaan dana pemerintah. Namun, transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan tetap perlu dijaga agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas yang tinggi, diharapkan program pengadaan alat olahraga tenis meja ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi siswa-siswa di 55 sekolah di Batam. Kejelasan informasi dan komunikasi yang baik antara Disdik Batam, DPRD, dan pihak-pihak terkait sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini.