Pengejaran Profesional Tiga Napi Kabur Terafiliasi KKB di Nabire
Kapolda Papua menyatakan pengejaran tiga napi kabur dari Lapas Nabire yang terafiliasi dengan KKB dilakukan secara profesional dan menyeluruh, termasuk penyelidikan insiden penyerangan di dalam lapas.

Ketiga narapidana, Irinus Telenggen (Sayur), Salam Telenggen (Uras Telenggen), dan Yomison Murib (Biasa), kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire pada Kamis dini hari, 8 Mei 2025, sekitar pukul 00.42 WIT. Mereka diduga menggunakan tangga kayu untuk memanjat pagar setinggi delapan meter yang dilengkapi kawat duri. Kejadian ini terjadi setelah mereka mendapat kepercayaan petugas untuk memasak air, memberikan akses ke area terbuka. Pelarian mereka memicu penyerangan terhadap aparat kepolisian yang tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di dalam lapas pada Jumat, 9 Mei 2025.
Kapolda Papua, Brigjen Pol Alfred Papare, menyatakan bahwa proses penyelidikan dan pengejaran terhadap ketiga napi yang terafiliasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini akan dilakukan secara menyeluruh dan profesional. Pihaknya telah menurunkan tambahan personel pengamanan di sekitar lapas dengan dukungan Brimob untuk menghindari ketegangan lebih lanjut. Korban dari pihak kepolisian dan narapidana yang terluka telah mendapatkan penanganan medis.
Kaburnya ketiga napi ini disinyalir disebabkan oleh lemahnya sistem pengamanan Lapas Nabire. Pos jaga dilaporkan tidak ditempati karena kekurangan personel, dua dari tiga CCTV tidak berfungsi, dan pintu sel tidak terkunci. Hal ini menyebabkan petugas melakukan pencarian internal sebelum melaporkan kejadian secara resmi ke aparat keamanan. Ketiga napi tersebut terlibat dalam kasus percobaan pembunuhan, kepemilikan senjata api, dan pembunuhan, dan dikenal aktif dalam aksi bersenjata KKB Puncak.
Penyelidikan dan Pengejaran yang Profesional
Kapolda Papare menegaskan komitmennya untuk melakukan penyelidikan dan pengejaran secara profesional. Penambahan personel keamanan dan dukungan Brimob menunjukkan keseriusan dalam menangani situasi ini. Langkah ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan mencegah potensi eskalasi konflik. Selain itu, penanganan medis bagi korban luka menunjukkan perhatian terhadap aspek kemanusiaan dalam proses penegakan hukum.
Proses investigasi akan meneliti secara detail kelemahan sistem keamanan di Lapas Nabire. Hal ini termasuk menyelidiki kekurangan personel di pos jaga, kerusakan CCTV, dan sistem penguncian pintu sel yang tidak berfungsi. Hasil investigasi diharapkan dapat memberikan rekomendasi perbaikan sistem keamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Langkah ini penting untuk meningkatkan keamanan Lapas dan mencegah pelarian narapidana lainnya.
Pengejaran terhadap ketiga napi kabur akan melibatkan berbagai strategi dan teknik yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Kerjasama antar instansi penegak hukum akan dimaksimalkan untuk mempercepat proses penangkapan. Informasi dari masyarakat juga akan sangat membantu dalam mempersempit ruang gerak para napi dan mempercepat proses penangkapan.
Profil Ketiga Napi dan Implikasinya
Irinus Telenggen (Sayur), Salam Telenggen (Uras Telenggen), dan Yomison Murib (Biasa) merupakan anggota KKB Puncak yang memiliki catatan kriminal serius. Mereka terlibat dalam kasus percobaan pembunuhan, kepemilikan senjata api, dan pembunuhan. Pelarian mereka menimbulkan kekhawatiran akan potensi ancaman keamanan di wilayah tersebut, mengingat aktivitas mereka yang dikenal aktif dalam aksi bersenjata.
Kejadian ini menyoroti pentingnya penguatan sistem keamanan di lembaga pemasyarakatan, khususnya dalam konteks penanganan narapidana yang terafiliasi dengan kelompok bersenjata. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengamanan, pelatihan petugas, dan peningkatan teknologi keamanan perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Kerjasama yang lebih erat antara pihak Lapas, kepolisian, dan instansi terkait juga sangat penting.
Pelarian ketiga napi ini juga menjadi sorotan atas potensi ancaman terhadap keamanan masyarakat. Oleh karena itu, upaya pengejaran dan penangkapan harus dilakukan secara cepat dan efektif untuk mencegah aksi kejahatan lebih lanjut. Penting juga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kerjasama masyarakat dalam memberikan informasi yang dapat membantu proses penangkapan.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi perbaikan sistem keamanan Lapas di seluruh Indonesia. Perbaikan sistem keamanan, peningkatan pelatihan petugas, dan pemantauan ketat terhadap narapidana, khususnya yang berisiko tinggi, perlu menjadi prioritas utama. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir potensi pelarian narapidana dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kapolda menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh atas insiden ini untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Langkah-langkah perbaikan sistem keamanan, peningkatan pelatihan petugas, dan kerjasama antar instansi menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan keamanan Lapas dan mencegah pelarian narapidana di masa mendatang. Keamanan dan ketertiban masyarakat tetap menjadi prioritas utama.