Kaburnya 7 Narapidana Lapas Wamena: Satu Tertangkap, Enam Masih Buron
Tujuh narapidana Lapas Wamena kabur pada Selasa (25/2) akibat kelalaian petugas saat hujan deras; satu narapidana telah ditangkap, sementara enam lainnya masih buron dan pencarian masih dilakukan.

Tujuh narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Wamena, Papua Pegunungan, berhasil kabur pada Selasa (25/2) pukul 16.27 WIT. Kejadian ini mengungkap sejumlah kegagalan prosedur keamanan di dalam lapas. Satu dari tujuh narapidana, Welinton Kogoya alias Ula, telah berhasil ditangkap, sementara enam lainnya masih dalam pengejaran aparat keamanan.
Para narapidana yang kabur teridentifikasi sebagai Nelis Helika Bin Hendrik Heluka, Penihas Heluka alias Kopi Tua Heluka, Rio Elopere Bin Jani Elopere, Ariel Sonyap alias Koroway Bin Simon Sonyap, Sergius Asso, Ferly Wesabla alias Ferlin, dan Welinton Kogoya alias Ula. Kaburnya mereka diduga telah direncanakan dan memanfaatkan situasi hujan deras yang menyebabkan petugas agak lengah. Kepala Lapas Kelas IIB Wamena, Yoin V Aponno, mengakui adanya kelalaian petugas dalam kejadian ini.
Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius tentang standar keamanan di Lapas Wamena. Peristiwa ini terjadi setelah para narapidana berhasil memotong kawat berduri dan kawat ornames menggunakan tang, memanfaatkan kondisi hujan deras dan kekurangan petugas jaga di pos empat. Pencarian terhadap enam narapidana yang masih buron melibatkan kerjasama antara pihak Lapas dengan TNI, Polri, BIN, dan Satgas Damai Cartenz.
Kronologi Kaburnya Narapidana Lapas Wamena
Menurut Kepala Lapas, pukul 15.00 WIT petugas membuka pintu kamar narapidana. Aktivitas berlanjut seperti biasa hingga hujan deras tiba. Para narapidana memanfaatkan situasi ini untuk melarikan diri melalui area masjid di dalam lapas. Mereka memotong kawat pengaman menggunakan tang yang diduga telah mereka siapkan sebelumnya. Keberadaan delapan dari sepuluh petugas jaga yang bertugas saat itu juga dinilai menjadi faktor penyebab insiden ini.
Setelah berhasil melewati pos empat yang saat itu tidak dijaga, para narapidana menggunakan kain untuk memanjat tembok. Baru setelah tiga narapidana berhasil melompati tembok, petugas Lapas yang telah lepas piket menyadari kejadian tersebut. Namun, saat itu enam narapidana telah berhasil kabur. Hanya Welinton Kogoya alias Ula yang berhasil ditangkap di sekitar pos lapas.
Kepala Lapas menjelaskan bahwa suara lonceng dan bel penjara tersamarkan oleh derasnya hujan. Pihak Lapas langsung melakukan koordinasi dengan aparat keamanan lainnya untuk melakukan pengejaran. Saat ini, pihak Lapas tengah memperbaiki kerusakan kawat pengaman, membuat laporan berkala, dan membentuk tim khusus untuk pencarian enam narapidana yang masih buron.
Upaya Penangkapan dan Perbaikan Keamanan
Setelah kejadian, pihak Lapas Wamena langsung berkoordinasi dengan TNI, Polri, BIN, Satgas Damai Cartenz, Kodam XVII Cenderawasih, dan Kopasus untuk melakukan pencarian terhadap enam narapidana yang masih buron. Pihak Lapas juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika melihat keberadaan keenam narapidana tersebut kepada aparat keamanan terdekat. "Kami berharap warga yang mengetahui keberadaan enam warga binaan yang kabur itu dapat melaporkan ke aparat keamanan terdekat," ujar Kepala Lapas.
Selain upaya penangkapan, Lapas Wamena juga melakukan perbaikan pada kawat ornames yang rusak akibat ulah para narapidana. Langkah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan keamanan Lapas dan mencegah kejadian serupa terulang kembali. Lapas juga akan melakukan evaluasi internal untuk memperbaiki sistem keamanan dan meningkatkan kewaspadaan petugas.
Kejadian ini menjadi sorotan penting tentang perlunya peningkatan sistem keamanan di lembaga pemasyarakatan di Indonesia. Peristiwa ini juga mengingatkan pentingnya pelatihan dan pengawasan yang ketat bagi petugas lapas untuk mencegah terjadinya pelarian narapidana di masa mendatang. Pihak berwenang diharapkan dapat menyelidiki secara menyeluruh untuk mengungkap kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam insiden ini.
Saat ini, fokus utama adalah menangkap enam narapidana yang masih buron dan memastikan keamanan Lapas Wamena. Pihak Lapas berharap kerjasama dari masyarakat dan aparat keamanan untuk segera menyelesaikan kasus ini.