Penguatan Fasilitas Kesehatan Dasar: Kunci Mewujudkan Misi Papua Sehat
BP3OKP Papua Barat tekankan pentingnya penguatan puskesmas, pustu, dan posyandu untuk mencapai misi Papua Sehat dalam RIPPP 2022-2041, demi peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat Papua.

Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Provinsi Papua Barat menyatakan bahwa penguatan kapasitas kelembagaan pada fasilitas kesehatan (faskes) tingkat dasar merupakan kunci utama dalam mewujudkan misi Papua Sehat. Hal ini disampaikan oleh Kelompok Kerja Papua Sehat BP3OKP Papua Barat, dr. Feliks Duwit, di Manokwari pada Jumat lalu. Pernyataan ini disampaikan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat Papua, terutama di wilayah perkampungan.
Faskes tingkat dasar, yang meliputi puskesmas, pustu, dan posyandu, berperan sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan. Penguatan kelembagaan pada ketiga fasilitas ini diharapkan akan berdampak signifikan terhadap peningkatan mutu dan kualitas layanan kesehatan yang diterima masyarakat. Dr. Feliks menekankan pentingnya peran puskesmas, pustu, dan posyandu sebagai ujung tombak dalam perbaikan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat asli Papua.
Strategi penguatan kelembagaan ini, menurut dr. Feliks, harus dilakukan secara berkala oleh seluruh pemerintah daerah di Papua Barat, baik provinsi maupun kabupaten. Langkah ini dinilai krusial untuk mendukung keberhasilan program penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, sehingga generasi muda Papua dapat tumbuh dengan kondisi kesehatan yang terjamin. Ia menambahkan bahwa dengan faskes tingkat bawah yang kuat, pemutusan mata rantai penularan penyakit akan lebih optimal dan maksimal.
Pentingnya Pemerataan Tenaga Medis dan Sarana Kesehatan
Selain penguatan kelembagaan, dr. Feliks juga menyoroti pentingnya pemerataan distribusi tenaga medis dan sarana prasarana kesehatan di seluruh wilayah Papua Barat. Pemerataan ini akan mendukung upaya pendeteksian dini penyakit melalui sistem jemput bola, yang akan menjangkau kelompok masyarakat di kawasan perkampungan. "Harus proaktif temukan penyakit sejak dini, jangan tunggu masyarakat sakit sampai parah baru bawa ke rumah sakit," tegas dr. Feliks.
Pemerataan tersebut akan memastikan akses yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat Papua terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Dengan demikian, upaya pencegahan dan pengobatan penyakit dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Sistem jemput bola ini diyakini akan sangat efektif dalam mendeteksi penyakit sejak dini, terutama di daerah-daerah terpencil yang aksesnya terbatas. Hal ini akan membantu mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dan diobati.
Dengan adanya deteksi dini, penanganan medis dapat dilakukan lebih cepat dan tepat, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih serius. Upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Papua.
Distribusi Puskesmas di Papua Barat
Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), terdapat 84 puskesmas yang tersebar di tujuh kabupaten di Papua Barat. Rinciannya adalah: Manokwari (15 puskesmas), Manokwari Selatan (6 puskesmas), Teluk Wondama (10 puskesmas), Teluk Bintuni (24 puskesmas), Fakfak (10 puskesmas), Pegunungan Arfak (9 puskesmas), dan Kaimana (10 puskesmas).
Data ini menunjukkan adanya disparitas distribusi puskesmas di berbagai kabupaten. Beberapa kabupaten memiliki jumlah puskesmas yang lebih banyak dibandingkan kabupaten lainnya. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah dalam upaya pemerataan akses layanan kesehatan.
Pemerataan distribusi puskesmas sangat penting untuk memastikan akses layanan kesehatan yang merata di seluruh wilayah Papua Barat. Dengan demikian, masyarakat di daerah terpencil pun dapat memperoleh layanan kesehatan yang sama seperti di daerah perkotaan.
Implementasi RIPPP 2022-2041
Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (RIPPP) 2022-2041 memiliki visi "Terwujudnya Papua Mandiri, Adil, dan Sejahtera" dengan tiga misi utama: Papua Sehat, Papua Cerdas, dan Papua Produktif. Penguatan faskes dasar ini merupakan langkah strategis dalam mewujudkan misi Papua Sehat.
RIPPP 2022-2041 merupakan kerangka pembangunan jangka panjang untuk Papua. Dengan adanya komitmen dan strategi yang jelas, diharapkan misi Papua Sehat dapat tercapai secara efektif dan efisien. Penguatan faskes dasar menjadi bagian integral dari upaya tersebut.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Papua secara keseluruhan. Dengan kesehatan yang terjamin, masyarakat dapat lebih produktif dan berkontribusi pada pembangunan daerah.
Penguatan faskes tingkat dasar merupakan langkah penting dan strategis dalam mewujudkan misi Papua Sehat. Dengan pemerataan tenaga medis, sarana prasarana, dan penguatan kelembagaan, diharapkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat Papua dapat meningkat secara signifikan. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Papua secara keseluruhan, sejalan dengan visi RIPPP 2022-2041.