Penguatan Kolaborasi: Kunci Ketahanan Daerah di Era Disrupsi, Kata Lemhannas
Lemhannas tegaskan pentingnya kolaborasi antar pejabat publik untuk menciptakan ketahanan daerah yang kuat dalam menghadapi tantangan era disrupsi, seperti yang dicontohkan Jawa Timur.

Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily, menekankan pentingnya penguatan kolaborasi untuk membangun ketahanan daerah di tengah tantangan era disrupsi. Pernyataan ini disampaikan di Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (27/4), mengajak para pejabat publik untuk bersinergi dalam menjalankan kebijakan pemerintah, termasuk di Jawa Timur. Ace juga menambahkan bahwa ketahanan daerah yang kuat akan berdampak positif pada ketahanan nasional secara keseluruhan.
Ace memberikan apresiasi terhadap kinerja Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang dinilai mampu menerjemahkan kebijakan pusat menjadi langkah-langkah strategis di daerah. Salah satu contohnya adalah penyelenggaraan Jatim Retret 2025 yang bertujuan memperkuat koordinasi dan kolaborasi antar pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ia berharap, retret tersebut dapat menyelaraskan kinerja dan langkah para pejabat dengan visi gubernur.
Lebih lanjut, Ace menekankan pentingnya visi yang sama dan kolaborasi yang kuat untuk memastikan pembangunan di Jawa Timur selaras dengan program pemerintah pusat. Hal ini sejalan dengan upaya membangun Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045. Dengan kolaborasi yang efektif, diharapkan pembangunan daerah dapat berjalan optimal dan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan nasional.
Kolaborasi Antar Pejabat untuk Ketahanan Nasional
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, turut menyoroti peran penting seluruh perangkat daerah dalam memperkuat ketahanan daerah sebagai bagian integral dari ketahanan nasional. Ia menyatakan bahwa ketahanan nasional akan terwujud jika seluruh daerah memiliki ketahanan yang kuat. Oleh karena itu, peran seluruh perangkat daerah sangat krusial.
Jawa Timur, menurut data Lemhannas, memiliki potensi besar, di antaranya jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia (41,81 juta jiwa) dengan 71,65 persen penduduk usia produktif (15-64 tahun). Kondisi ini menempatkan Jawa Timur dalam posisi bonus demografi yang perlu dimanfaatkan secara optimal.
Selain itu, Jawa Timur juga berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional, yaitu sebesar 25,23 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa, angka terbesar kedua di Pulau Jawa. Khofifah pun meminta seluruh pejabat struktural di lingkungan Pemprov Jawa Timur untuk bekerja keras memaksimalkan potensi tersebut demi mencapai ketahanan daerah yang kuat.
Khofifah menegaskan bahwa jika ketahanan daerah Jawa Timur terganggu, maka dampaknya akan terasa di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pemanfaatan potensi daerah secara maksimal menjadi kunci utama untuk mencapai ketahanan daerah yang tangguh dan berkontribusi pada ketahanan nasional.
Potensi Jawa Timur dan Peran Penting Kolaborasi
Berdasarkan data yang dipaparkan, Jawa Timur memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi daerah yang tangguh dan mandiri. Jumlah penduduk yang besar dan usia produktif yang tinggi merupakan aset berharga yang perlu dikelola dengan baik. Kolaborasi yang erat antar seluruh elemen pemerintahan sangat penting dalam mengoptimalkan potensi tersebut.
Dengan adanya kolaborasi yang kuat, potensi bonus demografi dapat dimaksimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kolaborasi juga akan mempermudah dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam pembangunan daerah.
Pentingnya kolaborasi juga ditekankan oleh Gubernur Lemhannas, yang menyatakan bahwa sinergi antar pejabat publik merupakan kunci utama dalam mewujudkan ketahanan daerah yang kuat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam membangun Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.
Dengan demikian, kolaborasi bukan hanya sekadar slogan, melainkan kunci keberhasilan dalam membangun daerah yang tangguh dan berkontribusi signifikan bagi ketahanan nasional. Jawa Timur, dengan potensi yang dimilikinya, dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun ketahanan daerah melalui kolaborasi yang efektif dan terintegrasi.
Kesimpulannya, penguatan kolaborasi antar lembaga dan seluruh elemen pemerintahan di Jawa Timur merupakan langkah strategis untuk mencapai ketahanan daerah yang tangguh. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 dan menunjukkan pentingnya sinergi dalam menghadapi tantangan era disrupsi.