Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Ditutup Sementara Jelang Nyepi
Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk ditutup sementara mulai Jumat sore hingga Minggu pagi untuk menghormati Hari Raya Nyepi, setelah ratusan ribu pemudik menyeberang.
Penyeberangan laut antara Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur, dan Pelabuhan Gilimanuk di Jembrana, Bali, akan ditutup sementara. Penutupan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap umat Hindu yang merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Penutupan ini akan berlangsung selama kurang lebih 24 jam, berdampak pada arus penyeberangan yang selama beberapa hari terakhir mengalami peningkatan signifikan menjelang libur Lebaran.
PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang mengumumkan penutupan resmi dimulai pada Jumat, 28 Maret 2025, pukul 17.00 WIB. Penyeberangan akan kembali dibuka pada Minggu, 30 Maret 2025, pukul 05.00 WIB. Sementara itu, dari sisi Bali, Pelabuhan Gilimanuk akan ditutup mulai Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 05.00 WITA, dan kembali beroperasi pada Minggu pagi di waktu yang sama.
Keputusan penutupan sementara ini diambil untuk memberikan ruang bagi umat Hindu dalam menjalankan ibadah Nyepi dengan tenang dan khusyuk. Penutupan ini juga bertujuan untuk memastikan keamanan dan kelancaran prosesi Nyepi di Bali. General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Yani Andriyanto, menyampaikan bahwa keputusan ini telah dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk meminimalisir dampak terhadap masyarakat.
H-3 Lebaran: Lonjakan Penumpang Jelang Penutupan
Menjelang penutupan sementara tersebut, tercatat lonjakan signifikan jumlah penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Gilimanuk ke Ketapang. Data produksi Pelabuhan Gilimanuk selama enam hari, mulai 22 hingga 27 Maret 2025, menunjukkan angka yang luar biasa. Total penumpang yang menyeberang mencapai 382.504 orang, baik pejalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan.
Jumlah kendaraan yang menyeberang juga sangat tinggi. Tercatat 64.230 unit sepeda motor dan lebih dari 31.000 unit mobil pribadi. Hingga Kamis, 27 Maret 2025, diperkirakan 95 persen pemudik telah meninggalkan Pulau Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang.
Puncak kepadatan arus penyeberangan terjadi pada tanggal 25, 26, dan 27 Maret 2025. Pada tanggal 25 Maret, tercatat 68.754 penumpang; angka ini meningkat menjadi 78.581 penumpang pada tanggal 26 Maret, dan mencapai puncaknya pada tanggal 27 Maret dengan 82.091 penumpang. Lonjakan ini menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat menjelang libur Lebaran.
Antisipasi dan Persiapan
Meskipun penyeberangan ditutup sementara, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan kelancaran arus penyeberangan setelah Nyepi. Pihak ASDP memastikan kesiapan armada dan petugas untuk melayani lonjakan penumpang yang diprediksi akan terjadi setelah penutupan sementara berakhir. Koordinasi dengan pihak kepolisian dan instansi terkait juga terus dilakukan untuk mengantisipasi potensi kepadatan dan permasalahan lainnya.
Pihak ASDP mengimbau kepada para pengguna jasa penyeberangan untuk dapat memahami dan mematuhi jadwal penutupan sementara ini. Mereka juga disarankan untuk merencanakan perjalanan dengan baik dan mempertimbangkan waktu penutupan tersebut agar tidak terhambat. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui saluran resmi PT ASDP Indonesia Ferry.
Penutupan sementara ini diharapkan tidak mengganggu rencana perjalanan masyarakat secara signifikan. PT ASDP berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan memastikan keamanan serta kenyamanan para penumpang selama proses penyeberangan.
Dengan berakhirnya penutupan sementara pada Minggu pagi, diharapkan arus penyeberangan kembali normal dan lancar. PT ASDP akan terus memantau situasi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan untuk memastikan kelancaran arus mudik Lebaran.
Semoga Hari Raya Nyepi berjalan dengan khidmat dan lancar, serta arus mudik Lebaran dapat berlangsung dengan aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.