Perbedaan Rabies pada Kucing dan Anjing: Penjelasan Dinas Peternakan Sumbar
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar menjelaskan perbedaan gejala rabies pada kucing dan anjing, serta menekankan pentingnya penanganan segera gigitan hewan rabies, terutama di daerah kepala.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru ini mengungkapkan perbedaan signifikan gejala rabies pada kucing dan anjing. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Veteriner DPKH Sumbar, Muhammad Kamil, menjelaskan hal ini di Padang pada tanggal 22 Januari 2024.
Perbedaan Gejala Rabies pada Kucing dan Anjing
Menurut Kamil, kucing yang terinfeksi rabies cenderung menunjukkan gejala yang berbeda dengan anjing. Kucing yang terjangkit umumnya lebih pendiam, menyendiri di tempat gelap, dan tidak menunjukkan sifat agresif seperti anjing yang terinfeksi. Namun, ketika memasuki fase kelumpuhan, kucing yang terkena rabies akan mati secara perlahan.
Berbeda dengan kucing, anjing yang terinfeksi rabies pada fase eksitasi menunjukkan perilaku sangat reaktif dan agresif. Anjing tersebut seringkali menggigit apapun yang dijumpainya, termasuk manusia. Hal ini disebabkan virus yang menyerang otak, membuat anjing kehilangan orientasi terhadap lingkungan sekitar.
Penanganan Gigitan Hewan Rabies
Kamil juga menjelaskan pentingnya penanganan segera jika digigit hewan yang terinfeksi rabies. Jika gigitan terjadi di dekat kepala atau simpul saraf, penanganan tidak hanya terbatas pada vaksin antirabies saja. Korban juga membutuhkan serum antirabies untuk mempercepat pembentukan antibodi dan mencegah virus menyebar ke otak.
Alasan pemberian serum antirabies, kata Kamil, adalah untuk berpacu dengan waktu, memastikan antibodi mencapai otak sebelum virus lyssavirus menyebar lebih luas. Penanganan yang cepat dan tepat sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa korban gigitan.
Statistik Kasus Rabies di Sumbar Tahun 2024
Sepanjang tahun 2024, DPKH Sumbar mencatat 61 kasus rabies di Sumatera Barat. Limapuluh Kota mencatatkan kasus terbanyak (17 kasus), diikuti Pasaman Barat (12 kasus) dan Agam (10 kasus). Kasus rabies juga ditemukan di beberapa daerah lain di Sumbar, sementara beberapa daerah lain tercatat nihil kasus rabies pada periode yang sama.
Informasi ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap rabies. Pencegahan melalui vaksinasi hewan peliharaan dan penanganan gigitan yang tepat waktu sangat penting untuk mengurangi angka kasus rabies.