Perhatian Pendaki! SOP Baru Pendakian Rinjani Berlaku 11 Agustus 2025, Porter Dilatih Penyelamatan Dasar
Pemerintah Provinsi NTB dan BTNGR akan menerapkan SOP Baru Pendakian Rinjani mulai 11 Agustus 2025. Apa saja poin-poin penting yang harus diketahui pendaki?

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) akan memberlakukan standar operasional prosedur (SOP) baru untuk pendakian Gunung Rinjani. Aturan ini akan mulai berlaku efektif pada 11 Agustus 2025, menandai babak baru dalam pengelolaan jalur pendakian salah satu gunung berapi tertinggi di Indonesia ini. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan para pendaki.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Ahmad Nur Aulia, menjelaskan bahwa SOP baru ini telah digodok secara intensif sejak 1 hingga 10 Agustus 2025. Proses penyusunan melibatkan koordinasi erat dengan BTNGR, memastikan semua aspek teknis dan operasional tercakup. Penerapan SOP ini akan dilakukan secara paralel setelah masa pemeliharaan jalur pendakian selesai.
Penyusunan SOP baru ini merupakan respons terhadap berbagai insiden yang pernah terjadi di jalur pendakian Rinjani. Pemprov NTB dan Balai TNGR telah melakukan verifikasi dan validasi menyeluruh terhadap berbagai hal yang akan masuk dalam standar baru ini. Tujuannya adalah untuk meminimalisir risiko dan mengantisipasi potensi bahaya di masa mendatang, demi pengalaman pendakian yang lebih aman.
Peningkatan Standar Keselamatan Pendakian Rinjani
SOP baru pendakian Gunung Rinjani dirancang untuk menetapkan standar yang lebih tinggi dalam pengelolaan aktivitas pendakian. Hal ini krusial untuk mengantisipasi dan mencegah insiden yang tidak diinginkan di jalur pendakian yang menantang. Batasan waktu penyelesaian dan penerapan SOP ini ditargetkan rampung pada 10 Agustus 2025.
Proses penyusunan SOP ini melibatkan masa pembenahan yang komprehensif, mencakup verifikasi dan validasi berbagai aspek. Setiap detail diperhatikan untuk memastikan bahwa standar yang baru benar-benar efektif. Ini termasuk evaluasi sarana prasarana dan sistem tata kelola yang ada.
Revisi SOP ini juga merupakan bagian dari upaya perbaikan tata kelola Rinjani pasca-kasus-kasus sebelumnya. Kepala Balai TNGR, Yarman, menegaskan bahwa semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, pelaku pariwisata, dan masyarakat sekitar, dilibatkan dalam pembahasan. Tujuannya adalah menciptakan sistem yang lebih terintegrasi dan bertanggung jawab.
Pelatihan dan Sertifikasi Porter serta Pemandu
Selain regulasi baru, Dinas Pariwisata NTB juga fokus pada peningkatan keterampilan bagi ratusan porter dan pemandu yang menggantungkan hidupnya dari Gunung Rinjani. Dari total 661 porter dan pemandu, sebanyak 371 orang belum memiliki sertifikasi resmi. Ini menjadi prioritas utama untuk memastikan kualitas layanan dan keselamatan.
Pelatihan bagi para pemandu ini dikoordinasikan dengan Kementerian Pariwisata dan akan dilaksanakan selama masa libur. Ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan kapasitas mereka tanpa mengganggu musim ramai pendakian. Sebanyak 50 pemandu telah berhasil mendapatkan sertifikasi selama masa pemeliharaan jalur.
Sisa 321 porter dan pemandu akan digenjot pelatihannya pada periode 1-10 Agustus. Materi pelatihan tidak hanya mencakup keterampilan dasar pemanduan, tetapi juga pengetahuan dasar penanganan kesehatan dan keselamatan. Bahkan, SAR turut memberikan ilmu tambahan terkait penyelamatan dasar (rescue) untuk membekali mereka menghadapi situasi darurat di medan Rinjani.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Rinjani yang Lebih Baik
Revisi SOP pendakian Gunung Rinjani merupakan hasil kolaborasi multipihak yang serius. Sebuah kelompok kerja (pokja) khusus telah dibentuk, beranggotakan perwakilan dari TNGR, Pemerintah Provinsi NTB, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Pokja ini bertugas membahas peran masing-masing pihak dalam implementasi SOP.
Diskusi dalam pokja mencakup peran spesifik bagi porter, tour operator (TO), dan pemandu (guide). Hal ini penting untuk memastikan setiap elemen dalam ekosistem pendakian Rinjani memahami tanggung jawabnya. Diharapkan, pertemuan lanjutan akan segera diadakan untuk memfinalisasi detail-detail penting.
Komitmen bersama ini menunjukkan keseriusan dalam meningkatkan tata kelola pariwisata di Gunung Rinjani. Dengan standar yang lebih jelas dan sumber daya manusia yang terlatih, diharapkan Rinjani dapat terus menjadi destinasi pendakian favorit yang aman dan berkelanjutan bagi wisatawan domestik maupun internasional.