Pertamina Sesuaikan Produksi HVO, Cermati Permintaan Pasar yang Rendah
Pertamina menyesuaikan produksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) di tengah permintaan pasar yang rendah, dengan fokus pada industri dan eksplorasi potensi pasar avtur.

Denpasar, 14 Februari 2024 - PT Pertamina Patra Niaga tengah menyesuaikan produksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau diesel nabati, menyesuaikan dengan permintaan pasar yang masih tergolong rendah. Hal ini disampaikan langsung oleh Manager Penjualan BBM Industri Pertamina Patra Niaga, Samuel Hamonangan Lubis, di sela-sela Konferensi Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2025 di Denpasar, Bali.
Produksi dan Tantangan HVO
Saat ini, kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, memproduksi sekitar 5.000 ton HVO setiap tiga hari, atau setara dengan 50.000 ton per bulan. Kilang Dumai masih dalam tahap persiapan. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah harga jual HVO yang masih tinggi, sekitar Rp25.000 per liter, jauh lebih mahal daripada solar subsidi yang dibanderol sekitar Rp15.000 per liter. Hal ini menyebabkan rendahnya minat konsumen, kecuali jika ada kebijakan mandatory (kewajiban penggunaan).
"Pasar masih merespons rendah terhadap permintaan ini (diesel HVO)," ujar Samuel. "Dibandingkan solar yang biasa harganya sekitar Rp15 ribu. Saat ini kalau belum ada mandatory (wajib), pasti orang masih memilih harga Rp15 ribu," imbuhnya.
Fokus Pasar Industri dan Potensi Avtur
Oleh karena itu, Pertamina saat ini fokus memasarkan HVO ke sektor industri. Beberapa industri yang telah melakukan uji coba penggunaan HVO adalah sektor pertambangan. Selain itu, Pertamina juga tengah mengeksplorasi potensi penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku sustainable aviation fuel (SAF) atau avtur ramah lingkungan.
Pengadaan Minyak Jelantah
Pertamina aktif menghimpun minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) dari berbagai sumber. Kerja sama dengan industri dilakukan, dan pengumpulan langsung dari masyarakat juga dilakukan melalui titik-titik pengumpulan tertentu. Untuk konsumen rumah tangga, pembelian minyak jelantah dilakukan melalui aplikasi UCOllect, dengan harga yang mengikuti fluktuasi pasar. Pada Jumat (14/2), harga beli minyak jelantah di aplikasi UCOllect tercatat Rp6.336 per liter. Saat ini, program pengumpulan minyak jelantah dari rumah tangga difokuskan di wilayah Jabodetabek dan beberapa titik di Bali.
Keunggulan HVO
HVO menawarkan sejumlah keunggulan. Bahan bakar ini ramah lingkungan, lebih stabil pada temperatur rendah, tahan terhadap oksidasi, lebih efisien dalam pembakaran mesin, dan secara kimiawi kompatibel dengan mesin diesel konvensional sehingga tidak memerlukan modifikasi mesin.
Kesimpulan
Pertamina secara aktif mengembangkan dan memproduksi HVO sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan. Namun, kendala harga dan rendahnya permintaan pasar mendorong perusahaan untuk fokus pada pasar industri dan mengeksplorasi potensi pasar lain seperti avtur. Ke depannya, kebijakan pemerintah terkait penggunaan HVO akan sangat menentukan perkembangan pasar bahan bakar nabati ini.