Pertumbuhan Piutang Industri Pembiayaan Desember 2024: Investasi Jadi Penggerak Utama
Piutang industri pembiayaan di Indonesia tumbuh 6,92 persen secara tahunan pada Desember 2024, didorong oleh peningkatan pembiayaan investasi dan fintech lending, meskipun pertumbuhannya lebih rendah dari bulan sebelumnya.
![Pertumbuhan Piutang Industri Pembiayaan Desember 2024: Investasi Jadi Penggerak Utama](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/070040.009-pertumbuhan-piutang-industri-pembiayaan-desember-2024-investasi-jadi-penggerak-utama-1.jpg)
Jakarta, 12 Februari 2025 - Kabar baik datang dari sektor pembiayaan Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan positif pada piutang industri pembiayaan di bulan Desember 2024. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh peningkatan signifikan pada pembiayaan investasi. Namun, angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, menimbulkan pertanyaan menarik seputar tren industri ke depannya.
Pertumbuhan Piutang dan Peran Pembiayaan Investasi
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, mengumumkan bahwa piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan mencapai Rp503,43 triliun pada Desember 2024. Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,92 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan pembiayaan investasi yang mencapai 10,47 persen yoy.
Meskipun menunjukan pertumbuhan positif, angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan November 2024 yang mencapai 7,27 persen yoy. Hal ini mengindikasikan adanya potensi perlambatan, meskipun masih dalam tren positif. Faktor-faktor apa yang menyebabkan perlambatan ini perlu diteliti lebih lanjut.
Dominasi Fintech Lending dan Paylater
Pertumbuhan sektor pembiayaan juga ditopang oleh kinerja positif dari sektor pinjaman daring (fintech peer-to-peer lending). Piutang pembiayaan fintech lending tumbuh signifikan sebesar 29,14 persen yoy pada Desember 2024, mencapai Rp77,02 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan November 2024 yang sebesar 27,32 persen yoy, menunjukkan tren pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini.
Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater juga memberikan kontribusi positif. Pertumbuhan pembiayaan paylater mencapai 37,6 persen yoy pada Desember 2024, meningkat menjadi Rp6,82 triliun. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (35,3 persen yoy). Meskipun pertumbuhannya tinggi, penting untuk memperhatikan rasio kredit macet (NPF gross) yang tercatat sebesar 2,99 persen.
Kontraksi Pembiayaan Modal Ventura
Di sisi lain, sektor pembiayaan modal ventura justru mengalami kontraksi. Pada Desember 2024, pembiayaan modal ventura terkontraksi sebesar 8,65 persen yoy, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp15,84 triliun. Kontraksi ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memahami penyebabnya dan dampaknya terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Profil Risiko Industri Pembiayaan
Meskipun terdapat penurunan pertumbuhan piutang secara keseluruhan, Agusman menekankan bahwa profil risiko industri pembiayaan tetap terjaga. Rasio kredit macet bruto (Non-Performing Financing/NPF gross) tercatat sebesar 2,70 persen pada Desember 2024, membaik dibandingkan bulan November 2024 (2,71 persen). NPF net juga mengalami perbaikan, turun menjadi 0,75 persen dari 0,81 persen pada bulan sebelumnya.
Rasio gearing (rasio antara utang dan ekuitas) perusahaan pembiayaan juga terpantau stabil dan berada di bawah batas maksimum. Pada Desember 2024, rasio gearing mencapai 2,31 kali, sedikit meningkat dari 2,30 kali pada bulan November 2024, tetapi masih jauh di bawah batas maksimum 10 kali. Hal ini menunjukkan kondisi keuangan industri pembiayaan yang relatif sehat.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pertumbuhan piutang industri pembiayaan di Indonesia pada Desember 2024 menunjukkan tren positif, meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan pembiayaan investasi, fintech lending, dan paylater menjadi faktor pendorong utama. Namun, kontraksi di sektor pembiayaan modal ventura perlu menjadi perhatian. OJK akan terus memantau perkembangan industri ini untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan.