Petani Danau Maninjau Kubur 10 Ton Ikan Mati, Antisipasi Pencemaran
Petani keramba jaring apung di Danau Maninjau, Sumatera Barat mengubur 10 ton bangkai ikan akibat kematian massal diduga karena angin kencang yang menyebabkan kadar oksigen di danau menurun.
Petani keramba jaring apung di Danau Maninjau, Sumatera Barat, menghadapi kerugian besar setelah 25 ton ikan nila mati mendadak. Sebagai upaya antisipasi pencemaran lingkungan, mereka secara swadaya mengubur sekitar 10 ton bangkai ikan di Lubuk Kandang, Nagari Bayua, Kabupaten Agam. Peristiwa ini terjadi setelah angin kencang menerjang daerah tersebut pada Minggu (12/1), menyebabkan perubahan kondisi air danau.
Wali Nagari Bayua, Hadi Fajrin, menjelaskan bahwa penguburan bangkai ikan merupakan inisiatif petani untuk mencegah pencemaran lebih lanjut. Lokasi penguburan dipilih secara bersama dan prosesnya dilakukan secara mandiri oleh para petani yang terdampak.
Kematian massal ikan nila ini berawal dari angin kencang yang melanda Danau Maninjau pada Minggu sore. Angin tersebut mengakibatkan terjadinya pembalikan air, mengakibatkan air yang kaya akan sedimen dan rendah oksigen dari dasar danau naik ke permukaan. Akibatnya, ikan-ikan di dasar danau kekurangan oksigen dan mati.
Pada Senin (13/1), ribuan ikan ditemukan mengapung di permukaan danau. Menurut Hadi Fajrin, kondisi angin kencang yang berlanjut memperparah situasi. Ikan-ikan mati tersebut tersebar di beberapa Jorong, yaitu Lubuak Anyia, Banda Tangah, dan Lubuak Kandang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Rosva Deswira, menyatakan bahwa total ikan yang mati mencapai 25 ton, milik 12 petani. Kerugian ditaksir mencapai Rp625 juta, dengan harga ikan nila di tingkat petani mencapai Rp25.000 per kilogram.
Peristiwa ini menyoroti kerentanan ekosistem Danau Maninjau terhadap perubahan cuaca ekstrem. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya pengelolaan danau yang berkelanjutan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Petani berharap adanya dukungan pemerintah untuk mengatasi dampak ekonomi dari kejadian ini.
Langkah proaktif petani dalam mengubur bangkai ikan patut diapresiasi. Tindakan ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan Danau Maninjau. Namun, perlu adanya evaluasi dan antisipasi lebih lanjut untuk mencegah kejadian serupa agar tidak berdampak buruk pada perekonomian para petani dan kelestarian lingkungan Danau Maninjau.