PJT I Wakafkan Al-Quran Braille untuk Penyandang Disabilitas Netra di Malang
Perum Jasa Tirta I (PJT I) menunjukkan kepedulian sosial dengan mewakafkan Al-Quran Braille dan air minum kepada penyandang disabilitas netra di RSBN Malang, guna meningkatkan kualitas hidup dan keagamaan mereka.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana: Perum Jasa Tirta I (PJT I) mewakafkan Al-Quran Braille kepada penyandang disabilitas netra di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang pada Minggu, 16 Maret 2024. Bantuan ini merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup penyandang disabilitas. Wakaf ini diharapkan dapat mendorong para penyandang disabilitas netra untuk memperdalam ilmu agama dan meningkatkan produktivitas. Proses penyerahan dilakukan secara langsung di RSBN Malang.
PJT I, melalui Kepala Subdivisi Komunikasi Korporat dan Umum, Yulia Puspitaningroem, menyatakan bahwa aksi ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam membangun ketahanan sosial. "Kami berharap, wakaf Al Quran braille ini dapat mendorong para distra untuk semakin produktif dan memperdalam ilmu agama," ujar Yulia. Selain Al-Quran Braille, PJT I juga memberikan bantuan berupa produk air minum kemasan Air Segar Alami (ASA) untuk menunjang kesehatan dan akses air bersih bagi para penghuni RSBN Malang.
Kepala UPT RSBN Malang, Firdaus Sulistijawan, mengapresiasi bantuan tersebut dan menyebut Al-Quran Braille yang diberikan sebagai salah satu yang terbaik yang pernah diterima lembaga tersebut. Firdaus berharap bantuan ini dapat menginspirasi lebih banyak penyandang disabilitas netra untuk menghafal Al-Quran. Bantuan ini sangat berarti bagi para penyandang disabilitas netra di RSBN Malang dalam meningkatkan kualitas hidup spiritual dan sosial mereka.
Al-Quran Braille: Harapan Baru bagi Penyandang Disabilitas Netra
Al-Quran Braille yang diberikan PJT I disambut antusias oleh para penerima manfaat. Firdaus, salah satu penerima, yang kehilangan penglihatannya sejak kecil akibat tumor otak dan hidrosefalus, mengungkapkan rasa syukurnya. Ia merasakan kenyamanan dalam membaca Al-Quran Braille yang baru diterimanya.
Salsabila, penyandang disabilitas netra asal Sidoarjo yang telah dua tahun tinggal di RSBN Malang, juga menyampaikan hal senada. Membaca Al-Quran telah menjadi bagian dari kesehariannya. Prestasi yang membanggakan telah diraih Salsabila, yaitu juara harapan 1 dalam Lomba Baca Al-Qur’an tingkat nasional yang diselenggarakan oleh RRI. Keberhasilan ini membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk meraih prestasi.
Bantuan Al-Quran Braille ini diharapkan dapat membantu para penyandang disabilitas netra di RSBN Malang untuk lebih mudah mengakses dan memahami isi Al-Quran. Hal ini akan sangat berdampak positif bagi perkembangan spiritual dan kualitas hidup mereka.
Lebih dari Sekadar Al-Quran: Pelatihan Keterampilan dan Pemberdayaan
RSBN Malang tidak hanya menyediakan pendidikan baca-tulis Braille, tetapi juga memberikan pelatihan keterampilan untuk memberdayakan para binaannya. Pelatihan yang diberikan beragam, mulai dari pembuatan kerajinan tangan hingga jasa spa dan pijat refleksi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan membuka peluang ekonomi bagi para penyandang disabilitas netra.
Beberapa binaan RSBN Malang bahkan telah menjadi atlet profesional dan sering mengikuti kejuaraan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dukungan dan kesempatan yang tepat, penyandang disabilitas netra mampu berprestasi di berbagai bidang. PJT I, melalui aksi sosial ini, turut berkontribusi dalam pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup penyandang disabilitas netra di Indonesia.
Melalui program ini, PJT I tidak hanya memberikan bantuan materiil, tetapi juga memberikan harapan dan semangat bagi para penyandang disabilitas netra untuk terus belajar, berkembang, dan berkontribusi bagi masyarakat. Komitmen PJT I untuk mendukung inklusi sosial dan pemberdayaan masyarakat patut diapresiasi.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk PJT I, diharapkan semakin banyak penyandang disabilitas netra yang dapat mengakses pendidikan, pelatihan keterampilan, dan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri mereka. Hal ini akan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan setara.