Al Quran Bahasa Isyarat Indonesia Raih Apresiasi OKI: Langkah Maju Inklusifitas Islam
Inisiatif Indonesia menerbitkan Al Quran bahasa isyarat mendapat pengakuan dan apresiasi dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melalui dua resolusi yang disahkan pada Agustus 2024.

Indonesia mendapat pengakuan internasional atas inisiatifnya menerbitkan dan mengembangkan pengajaran Mushaf Al Quran berbahasa isyarat. Apresiasi tersebut datang dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang disampaikan melalui dua resolusi penting yang disahkan pada Sidang Ke-50 Dewan Menteri Luar Negeri OKI di Yaounde, Kamerun, pada Agustus 2024. Inisiatif ini menjawab kebutuhan akan akses pendidikan agama yang inklusif bagi penyandang disabilitas Tuli di seluruh dunia.
Kedua resolusi OKI tersebut secara khusus memuji langkah Indonesia dalam menerbitkan Al Quran Bahasa Isyarat. Resolusi OKI No. 4/50 C tentang Isu Sosial Keluarga, Pemuda, dan Olahraga secara tegas menyatakan menyambut baik publikasi Al Quran Bahasa Isyarat yang diterbitkan Pemerintah Indonesia pada tahun 2023. OKI menilai ini sebagai langkah maju dalam menjamin kesetaraan akses dan pengajaran Islam bagi seluruh umat Muslim, khususnya penyandang disabilitas Tuli.
Tidak hanya itu, Resolusi OKI nomor 7/50-S&T tentang Aktivitas Universitas OKI juga memberikan apresiasi atas kolaborasi Universitas Islam Teknologi (IUT) dan pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan seminar daring mengenai Al Quran Bahasa Isyarat pada 24 Maret 2024. Seminar ini dianggap sebagai langkah yang efektif untuk memajukan pengajaran Al Quran berbahasa isyarat dan mendorong inklusifitas dalam pendidikan agama Islam.
Apresiasi Internasional atas Inovasi Indonesia
Apresiasi OKI terhadap Al Quran Bahasa Isyarat Indonesia merupakan pengakuan atas komitmen Indonesia dalam mewujudkan pendidikan agama yang inklusif. Inisiatif ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi contoh bagi negara-negara anggota OKI lainnya. OKI mendorong negara-negara anggota dan badan-badan terkait untuk mengikuti jejak Indonesia dalam mengembangkan Al Quran bahasa isyarat, guna memastikan pendidikan agama Islam yang inklusif bagi semua, termasuk penyandang disabilitas Tuli.
Al Quran bahasa isyarat ini merupakan hasil kerja keras Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Lajnah Pentasihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag RI. Proses penyusunannya dimulai sejak tahun 2021, diawali dengan penyusunan panduan membaca Al Quran bahasa isyarat. Setelah peluncuran Juz 'Amma bahasa isyarat pada tahun 2022, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan seluruh 30 juz Al Quran dalam bahasa isyarat. Menurut Kepala LPMQ Balitbang Diklat Kemenag RI, Abdul Aziz Sidqi, terjemahan Al Quran bahasa isyarat ini merupakan yang pertama di dunia.
Proses pembuatan Al Quran bahasa isyarat ini melibatkan berbagai pihak dan memerlukan waktu yang cukup panjang. Hal ini menunjukkan komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam mewujudkan akses pendidikan agama yang setara bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas Tuli. Inisiatif ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menginspirasi negara lain untuk melakukan hal serupa.
Dampak Positif dan Harapan ke Depan
Penerbitan Al Quran bahasa isyarat ini memiliki dampak positif yang signifikan, terutama bagi penyandang disabilitas Tuli. Mereka kini memiliki akses yang lebih mudah dan setara untuk mempelajari dan memahami Al Quran, yang merupakan sumber ajaran utama dalam agama Islam. Hal ini akan memperkuat pemahaman dan pengamalan agama bagi komunitas penyandang disabilitas Tuli.
Ke depan, diharapkan lebih banyak negara akan mengikuti jejak Indonesia dalam mengembangkan Al Quran bahasa isyarat. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan pendidikan agama yang lebih inklusif dan setara bagi semua orang, tanpa memandang perbedaan kemampuan. Apresiasi dari OKI ini menjadi motivasi bagi Indonesia untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam memajukan pendidikan agama Islam di dunia.
Dengan adanya Al Quran bahasa isyarat, diharapkan semakin banyak penyandang disabilitas Tuli yang dapat mengakses dan memahami ajaran Islam. Ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan kesetaraan dan inklusifitas dalam pendidikan agama.
Inisiatif ini juga diharapkan dapat menginspirasi negara-negara lain untuk mengembangkan Al Quran dalam bahasa isyarat mereka masing-masing, sehingga dapat menjangkau lebih banyak penyandang disabilitas Tuli di seluruh dunia. Hal ini akan memperkuat persatuan dan kesatuan umat Islam global.
Secara keseluruhan, apresiasi OKI terhadap Al Quran Bahasa Isyarat Indonesia merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. Ini menunjukkan bahwa Indonesia berperan aktif dalam memajukan pendidikan agama yang inklusif dan setara bagi semua.