Al Quran Bahasa Isyarat: Diplomasi Indonesia Mendunia
Indonesia mendapat pengakuan internasional atas peluncuran Al Quran bahasa isyarat, hasil diplomasi aktif yang membuka akses firman Allah bagi penyandang disabilitas Tuli.

Kementerian Agama (Kemenag) RI meluncurkan Al Quran bahasa isyarat pada tahun 2023, sebuah terobosan yang memungkinkan penyandang disabilitas Tuli untuk mengakses kitab suci. Inisiatif ini merupakan hasil kerja keras Lajnah Pentasihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag RI, yang memulai proses penyusunan sejak tahun 2021. Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, menyebutnya sebagai yang pertama di dunia, sebuah pencapaian monumental dalam inklusivitas agama.
Prosesnya dimulai dengan penyusunan panduan membaca Al Quran bahasa isyarat, diikuti peluncuran Juz 'Amma bahasa isyarat pada tahun 2022. Kemudian, penyusunan seluruh 30 juz Al Quran dalam bahasa isyarat diselesaikan dan dicetak. Indonesia bahkan berkomitmen untuk memperbanyak cetakan melalui kerjasama dengan Majma Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif di Arab Saudi, memastikan aksesibilitas yang lebih luas bagi penyandang disabilitas Tuli di seluruh dunia. "Langkah ini akan membantu menyediakan Al Quran isyarat secara lebih luas bagi saudara-saudara kita yang memiliki kebutuhan khusus di seluruh dunia," ujar Kepala Balitbang Diklat Kemenag, Amien Suyitno.
Keberhasilan ini tak lepas dari peran diplomasi Indonesia. Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Moehammad Amar Ma’ruf, menjelaskan bahwa pengakuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atas Al Quran bahasa isyarat merupakan bukti nyata keberhasilan diplomasi Indonesia dalam memperkenalkan inisiatif ini ke dunia. Upaya Kemlu memanfaatkan jejaring OKI, termasuk seminar virtual bagi mahasiswa internasional di Universitas Islam Teknologi, telah meningkatkan visibilitas dan penyebaran Al Quran bahasa isyarat secara global.
Pengakuan Internasional dan Peran Diplomasi
Dukungan dan pengakuan internasional terhadap Al Quran bahasa isyarat semakin mengukuhkan posisi Indonesia di kancah global. Selain Al Quran bahasa isyarat, diplomasi Indonesia juga mempromosikan aplikasi E-Masdar, sebuah aplikasi pembelajaran Al Quran dan bahasa Arab yang dikembangkan oleh mahasiswa Indonesia di Libya dan Tunisia. Aplikasi ini, yang difasilitasi oleh Kemlu dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, dipresentasikan dalam konferensi bahasa Arab internasional di Tripoli, Libya, dan mendapatkan perhatian di lingkup OKI.
Partisipasi aktif Indonesia dalam forum pertemuan Sidang Khusus Sosial Budaya OKI tahun 2024 membuahkan hasil yang signifikan. Inisiatif Al Quran bahasa isyarat diangkat dan diakui dalam resolusi sidang. Resolusi OKI No. 4/50 C tentang Isu Sosial Keluarga, Pemuda, dan Olahraga secara khusus menyambut baik publikasi Al Quran Bahasa Isyarat yang diterbitkan Pemerintah Indonesia tahun 2023. OKI mengakui pentingnya langkah ini dalam menjamin kesetaraan akses dan pengajaran Islam bagi seluruh umat Muslim, terutama penyandang disabilitas Tuli.
Lebih lanjut, Resolusi OKI nomor 7/50-S&T tentang Aktivitas Universitas OKI menyatakan dukungan terhadap kolaborasi Universitas Islam Teknologi dan pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan seminar daring mengenai Al Quran Bahasa Isyarat. OKI mendorong negara-negara anggota untuk memajukan pengembangan Al Quran bahasa isyarat demi pendidikan agama Islam yang inklusif.
Langkah Maju Menuju Inklusivitas
Pengakuan OKI mendorong Indonesia untuk menjadikan resolusi tersebut sebagai rujukan dalam pengembangan kerjasama peningkatan bagi penyandang disabilitas Tuli, baik di tingkat nasional maupun internasional. Penyebaran Al Quran bahasa isyarat membutuhkan kolaborasi antar pemangku kepentingan dan kementerian untuk menjangkau masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, pengembangan keilmuan pedagogik dan aspek teknis terkait Al Quran bahasa isyarat juga penting untuk memastikan kemandirian masyarakat Tuli dalam memahami agama Islam.
Inisiatif Al Quran bahasa isyarat merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam menciptakan Islam yang lebih inklusif. Diplomasi aktif telah memainkan peran krusial dalam memastikan Al Quran bahasa isyarat dikenal dan dimanfaatkan secara luas di dunia. Dengan semakin banyaknya Muslim di dunia yang dapat mengakses firman Allah SWT, terlepas dari kondisi fisik mereka, semakin teguhlah posisi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.