Kemenag Luncurkan Program Tadarus Al-Quran Isyarat Ramah Disabilitas di Bulan Ramadhan
Kementerian Agama meluncurkan program Tadarus Al-Quran Isyarat (TAQI) dan kajian Mesra untuk Ramadhan, menjangkau penyandang disabilitas dan meningkatkan pemahaman Al-Quran.

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia meluncurkan dua program unggulan untuk menyemarakkan bulan Ramadhan 1446 H: Tadarus Al-Quran Isyarat (TAQI) dan Kajian Surah Al-Quran Selama Ramadhan (Mesra). Peluncuran ini menandai komitmen Kemenag untuk mendekatkan Al-Quran kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
Program TAQI secara khusus ditujukan bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW). Program ini akan memanfaatkan teknologi digital melalui platform Zoom Meeting, dimulai pada 3 Maret 2025 pukul 09.00 WIB. Keunikan TAQI terletak pada penggunaan bahasa isyarat, yang dibawakan oleh Juru Bahasa Isyarat profesional, Praktisi Pendidikan PDSRW, dan Tim Kajian Al-Quran Isyarat LPMQ.
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Kemenag, Abdul Aziz Sidqi, menjelaskan, "Selama Ramadhan ini, kami ingin tadarus dan mengkaji Al-Quran bersama saudara-saudara kita penyandang disabilitas. Oleh karena itu, TAQI menjadi salah satu wadah kami untuk merealisasikan hal itu." Program ini diharapkan dapat menciptakan pengalaman tadarus yang inklusif dan interaktif bagi komunitas PDSRW.
Tadarus Al-Quran Isyarat (TAQI): Inklusifitas dalam Tadarus Ramadhan
TAQI dirancang untuk memberikan akses yang setara bagi PDSRW dalam memahami dan menghayati Al-Quran. Dengan melibatkan para ahli bahasa isyarat dan pendidikan PDSRW, program ini memastikan terjemahan dan penyampaian yang akurat dan mudah dipahami. Penggunaan platform daring seperti Zoom Meeting juga memudahkan akses bagi peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
Program ini dibuka oleh Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM), Muhammad Ali Ramdhani, yang menekankan pentingnya inklusifitas dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. TAQI diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk menjembatani kesenjangan akses bagi kelompok rentan.
Selain TAQI, Kemenag juga meluncurkan program Mesra yang menyasar masyarakat umum. Mesra merupakan program video berdurasi singkat yang membahas nama-nama surah dalam Mushaf Standar Indonesia (MSI).
Kajian Mesra: Menggali Makna di Balik Nama Surah
Program Mesra hadir dalam bentuk video berdurasi 5-7 menit yang diunggah di berbagai platform media sosial resmi LPMQ. Video ini akan menampilkan seorang narator yang menjelaskan latar belakang penamaan setiap surah, dasar penetapannya, dalil-dalil terkait, serta nama-nama lain yang mungkin dimiliki surah tersebut.
Mesra direncanakan tayang perdana pada malam pertama Ramadhan pukul 20.00 WIB. Dengan durasi yang ringkas dan penyampaian yang mudah dipahami, program ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Al-Quran. Aksesibilitas program melalui berbagai platform media sosial juga bertujuan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.
Abdul Aziz Sidqi menambahkan, "Program ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi masyarakat dalam mengenal nama-nama surah dalam Al Quran secara lebih mendalam selama bulan Ramadhan." Mesra tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga untuk memberikan edukasi dan memperkaya pengetahuan keagamaan.
Sosialisasi Hasil Kajian Al-Quran dan Penguatan Interaksi dengan Al-Quran
Kedua program, TAQI dan Mesra, merupakan bagian dari upaya Kemenag untuk mensosialisasikan hasil kajian Al-Quran yang telah dikembangkan oleh LPMQ. Dengan memanfaatkan platform media sosial, Kemenag berupaya menjangkau masyarakat secara lebih efektif dan efisien.
Melalui inovasi ini, Kemenag berharap semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses dan memahami Al-Quran. Baik TAQI maupun Mesra dirancang untuk memperkuat interaksi masyarakat dengan Al-Quran, khususnya selama bulan Ramadhan. "Harapan kami, program-program ini bisa menjadi jembatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal Al Quran, baik masyarakat umum atau untuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas. Ramadan ini adalah momen yang tepat untuk memperkuat interaksi kita dengan Al Quran," tutup Abdul Aziz Sidqi.
Dengan adanya program TAQI dan Mesra, Kemenag menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi Al-Quran dan menciptakan akses yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam memperkaya pemahaman dan pengamalan ajaran Islam di Indonesia.