Plafon Ambrol di Dua Sekolah Semarang Akibat Cuaca Ekstrem
Hujan deras dan angin kencang menyebabkan plafon dua sekolah di Semarang, SMAN 6 dan SMKN 9, ambrol pada 30 Januari 2024, namun tidak ada korban jiwa dan pembelajaran tetap berlangsung.

Hujan deras dan angin kencang yang melanda Semarang beberapa hari terakhir mengakibatkan insiden yang cukup mengagetkan di dua sekolah. Pada tanggal 30 Januari 2024, plafon di SMA Negeri 6 dan SMK Negeri 9 Semarang ambrol. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran, namun beruntungnya tidak ada korban jiwa.
Di SMA Negeri 6 Semarang, dua ruang kelas X mengalami kerusakan plafon yang terbuat dari eternit. Kepala sekolah, Dian Milasari, menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi di pagi hari sebelum siswa masuk sekolah, saat petugas kebersihan sedang bertugas. Petugas tersebut yang pertama kali menemukan eternit yang sudah ambrol. Menurut Kepala Sekolah, ambrolnya plafon diduga disebabkan oleh kebocoran air yang kemudian diperparah dengan angin kencang. Meskipun demikian, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan normal, dengan siswa kelas X yang terdampak dipindahkan ke laboratorium dan ruang multimedia.
Sementara itu, di SMK Negeri 9 Semarang, kejadian serupa terjadi di ruang kelas IX teori pada pukul 08.00 WIB, saat siswa sedang mengikuti pembelajaran. Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 9 Semarang, Dyah Ayu Ratna, menuturkan bahwa suara-suara dan serpihan plafon yang ambrol membuat guru langsung mengevakuasi siswa. Plafon yang terbuat dari gypsum kemudian runtuh sepenuhnya setelah siswa keluar ruangan. Meskipun ada satu siswa yang mengalami shock dan keluhan sakit tangan, beruntungnya setelah diperiksa di rumah sakit, tidak ditemukan cedera serius.
Dyah Ayu Ratna menduga cuaca ekstrem dengan hujan deras dan angin kencang menjadi penyebab utama ambrolnya plafon. Sebagai tindak lanjut, pihak sekolah berkoordinasi dengan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Jateng dan memutuskan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk sementara waktu. Sekolah juga akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Pihak berwenang, dalam hal ini Pelaksana Tugas Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Jateng, Sunarto, membenarkan peristiwa tersebut dan memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung, meskipun dengan sistem campuran offline dan online (blended learning). Sunarto juga bersyukur karena tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Peristiwa ambrolnya plafon di dua sekolah ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan lingkungan sekolah, khususnya dalam menghadapi cuaca ekstrem. Langkah-langkah antisipatif dan tindakan perbaikan perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang dan menjamin keselamatan para siswa dan guru.