PLN Bidik Pengembangan PLTP 5,1 GW: Tantangan dan Kerja Sama Strategis
PLN menargetkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 5,1 GW dalam RUPTL 2025-2034, dengan tantangan risiko tinggi dan kolaborasi bersama swasta.

PT PLN (Persero) menetapkan target ambisius dalam pengembangan energi terbarukan. BUMN ini berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) atau geotermal hingga mencapai 5,1 Gigawatt (GW) dalam kurun waktu 2025-2034, sebagaimana tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa pengembangan PLTP ini melibatkan peran besar swasta. PLN sendiri hanya akan berkontribusi sekitar 11 persen dari total pengembangan, sementara sisanya, atau 89 persen, akan ditangani oleh pihak swasta. Pernyataan ini disampaikan Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu lalu.
Target pengembangan 5,1 GW ini bukanlah hal yang mudah. Prosesnya dibagi menjadi tiga tahapan utama, dimulai dari eksplorasi sumber daya energi untuk menentukan potensi panas bumi, dilanjutkan dengan tahap reservasi untuk memastikan kualitas dan kuantitas uap yang dihasilkan, dan terakhir tahap produksi setelah pengeboran dan pembangunan pembangkit selesai.
Tahapan Pengembangan PLTP dan Tantangannya
Darmawan menjelaskan bahwa tahapan mengubah sumber daya energi menjadi cadangan (reserve) memiliki risiko yang cukup signifikan. Tingkat keberhasilan dalam tahap ini hanya berkisar antara 30-40 persen, sementara potensi kegagalan mencapai 60 persen. "Begitu ini menjadi reserve, tentu saja ini sudah bisa financial closing. Kemudian production nanti, begitu drilling-nya sudah rampung, kemudian uapnya sudah bisa mengalir, dan pembangkit sudah bisa dibangun, ini menjadi production," jelas Darmawan.
Tantangan dalam pengembangan PLTP tidak hanya terletak pada risiko teknis, tetapi juga pada aspek pendanaan. PLN berharap pemerintah dapat memberikan dukungan berupa fasilitas pendanaan dengan bunga rendah untuk memperlancar proyek ini. Selain itu, PLN juga menekankan pentingnya kelancaran perizinan, terutama mengingat pengembangan panas bumi termasuk dalam proyek strategis nasional.
Kerja sama strategis juga menjadi kunci keberhasilan pengembangan PLTP. PLN telah menjalin kerja sama dengan Pertamina Geothermal Energy dan GeoDipa Energi. Untuk Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) lainnya, PLN akan mengikuti proses lelang atau bekerja sama dengan pihak swasta yang telah mengembangkan WKP tersebut.
Komitmen PLN terhadap Energi Bersih dan Regulasi
PLN menegaskan komitmennya untuk mematuhi regulasi yang berlaku dalam pengembangan energi bersih. Perusahaan juga berharap dukungan penuh dari pemerintah untuk memastikan keberhasilan proyek ini, yang selaras dengan upaya Indonesia dalam transisi energi menuju sumber daya yang lebih ramah lingkungan. Pengembangan PLTP skala besar ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap bauran energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Keberhasilan pengembangan PLTP 5,1 GW ini akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia, membuka lapangan kerja, dan mendorong kemajuan teknologi di sektor energi terbarukan. Namun, tantangan yang ada memerlukan strategi yang matang, kolaborasi yang kuat antara PLN dan pihak swasta, serta dukungan penuh dari pemerintah.
PLN menyadari pentingnya pengembangan energi terbarukan untuk masa depan Indonesia. Dengan target pengembangan PLTP yang ambisius ini, PLN berharap dapat berkontribusi dalam mencapai target energi bersih nasional dan mewujudkan ketahanan energi yang berkelanjutan.
Langkah PLN ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengurangi emisi karbon dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, sangat krusial untuk memastikan keberhasilan proyek ini dan terwujudnya target pengembangan PLTP sebesar 5,1 GW.
Kesimpulan
Pengembangan PLTP 5,1 GW oleh PLN merupakan langkah strategis dalam upaya transisi energi Indonesia. Meskipun dihadapkan pada tantangan risiko tinggi dan kompleksitas proses pengembangan, kolaborasi dengan swasta dan dukungan pemerintah menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Keberhasilan proyek ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap target energi bersih nasional dan ketahanan energi Indonesia di masa mendatang.