Polda Jateng Klarifikasi Kasus Band Sukatani: Kritik Oknum Polisi dan Permintaan Maaf
Polda Jawa Tengah mengklarifikasi kasus band Sukatani yang menciptakan lagu kritik oknum polisi, "Bayar Bayar Bayar", menegaskan tidak ada intimidasi dan menghargai hak berekspresi, namun band tersebut meminta maaf.

Band punk asal Purbalingga, Sukatani, menjadi sorotan setelah lagu mereka yang berjudul "Bayar Bayar Bayar" viral. Lagu tersebut berisi lirik yang mengkritik praktik pungutan liar yang diduga dilakukan oleh oknum polisi. Lirik seperti ‘mau bikin SIM, bayar polisi, ketilang di jalan, bayar polisi’ menjadi fokus perhatian publik dan memicu reaksi dari pihak kepolisian. Klarifikasi pun dilakukan Polda Jawa Tengah terkait hal ini.
Pada Jumat, 21 Februari 2024, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Artanto, memberikan klarifikasi resmi terkait interaksi antara Direktorat Siber Polda Jawa Tengah dan personel band Sukatani. Artanto membenarkan adanya klarifikasi, namun menegaskan bahwa hal tersebut dilakukan tanpa unsur paksaan atau intimidasi. Polda Jawa Tengah menyatakan menghargai hak berekspresi dan berpendapat melalui seni, seperti yang dilakukan oleh band Sukatani.
Lebih lanjut, Artanto menjelaskan bahwa polisi tidak melarang band Sukatani untuk menampilkan lagu "Bayar Bayar Bayar" dalam penampilan mereka. Polda Jawa Tengah bahkan menyatakan sikap terbuka terhadap kritik sebagai bentuk kecintaan terhadap institusi Polri. Kritik yang membangun dan bertujuan untuk perbaikan Polri, menurut Artanto, akan diterima dengan baik. "Yang memberi kritik membangun yang sifatnya untuk perbaikan Polri akan menjadi teman bapak Kapolri," tambahnya.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf Band Sukatani
Menanggapi kontroversi yang muncul, band Sukatani, melalui dua personelnya, Muhammad Syifa Al Lufti (Alectroguy) dan Novi Citra Indriyati (Twister Angel), menyampaikan permintaan maaf kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan seluruh institusi Polri melalui video yang diunggah di media sosial. Permintaan maaf tersebut disampaikan terkait lirik lagu "Bayar Bayar Bayar" yang dianggap kontroversial.
Dalam video tersebut, Alectroguy menjelaskan bahwa lagu tersebut diciptakan untuk menyoroti perilaku oknum kepolisian yang melanggar peraturan. Ia juga menyatakan penyesalan atas dampak yang ditimbulkan dan telah menghapus lagu tersebut dari platform streaming Spotify. Alectroguy juga mengimbau pengguna media sosial untuk menghapus konten yang menggunakan lagu "Bayar Bayar Bayar". "Dengan ini, saya mengimbau kepada semua pengguna platform media sosial yang telah memiliki lagu kami dengan judul Bayar Bayar Bayar, lirik lagu bayar polisi, agar menghapus dan menarik semua video yang menggunakan lagu kami karena apabila ada risiko di kemudian hari, sudah bukan tanggung jawab kami," ujarnya.
Permintaan maaf tersebut menunjukkan kesediaan band Sukatani untuk bertanggung jawab atas karya mereka dan sekaligus menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga hubungan baik dengan institusi kepolisian. Meskipun mengkritik, band ini tetap menghormati institusi dan berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang damai.
Sikap Terbuka Polri terhadap Kritik
Klarifikasi Polda Jawa Tengah ini menunjukkan sikap institusi yang terbuka terhadap kritik. Penting bagi institusi kepolisian untuk menerima kritik sebagai bagian dari proses perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dengan menanggapi kritik secara bijak dan terbuka, Polri dapat menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas kinerja dan kepercayaan publik.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya berekspresi secara bertanggung jawab. Kebebasan berekspresi dijamin oleh konstitusi, namun hal tersebut harus diimbangi dengan rasa tanggung jawab dan etika. Band Sukatani, meskipun menyampaikan kritik, tetap menunjukkan sikap bertanggung jawab dengan meminta maaf dan menghapus lagu tersebut dari platform streaming.
Ke depannya, diharapkan akan tercipta dialog yang lebih konstruktif antara masyarakat dan institusi kepolisian dalam menyampaikan kritik dan aspirasi. Saling pengertian dan komunikasi yang baik akan sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling percaya.
Sikap Polda Jateng yang mengutamakan dialog dan menghargai hak berekspresi patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan bahwa Polri terbuka terhadap kritik dan masukan demi perbaikan institusi ke arah yang lebih baik.