Poliban Perjuangkan Tukin Dosen Tertunggak: Aksi Damai di Banjarmasin
Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) secara aktif memperjuangkan hak tunjangan kinerja (Tukin) dosen yang belum dibayarkan sejak 2020, termasuk mengikuti aksi damai bersama ADAKSI di Banjarmasin.
Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) di Kalimantan Selatan gencar memperjuangkan hak tunjangan kinerja (Tukin) dosen yang belum dibayarkan selama empat tahun. Direktur Poliban, Joni Riadi, menyatakan bahwa Tukin dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) di Poliban, sama seperti di kampus lain, belum dibayarkan pemerintah sejak tahun 2020. Hal ini memicu berbagai aksi tuntutan, termasuk demonstrasi damai.
Perjuangan Hak Tukin Dosen Poliban
Poliban aktif berpartisipasi dalam aksi-aksi tersebut. Salah satu aksi yang diikuti adalah demonstrasi damai bersama Aliansi Dosen ASN Kemendikbudristek Saintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) Korwil Kalimantan Selatan pada 3 Februari 2025. Demo yang bertema "Jangan koler bayar hutang tunjangan kinerja untuk dosen 2020-2025" ini dilakukan di depan Gedung General Building Kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin. Jajaran dosen Poliban turut bergabung dengan dosen dari perguruan tinggi lain.
"Kita harap aksi ini direspon pemerintah dan secepatnya menunaikan pembayaran Tukin dosen tersebut," ujar Joni Riadi. Ia menegaskan komitmen Poliban untuk mendukung perjuangan dosen dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan mengawal pendidikan di Indonesia.
Lebih dari Satu Dekade Permasalahan Tukin
Permasalahan Tukin ini telah berlangsung lebih dari satu dekade. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN seharusnya telah mengatur pemberian Tukin sejak lama. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 49 Tahun 2020 juga telah mengatur pelaksanaan pembayaran Tukin bagi dosen di bawah Kemendikbudristek. Namun, hingga kini, kebijakan tersebut belum terlaksana sepenuhnya.
"Sejak 2020, kami tidak pernah menerima hak kami, sementara Dosen ASN di Kementerian lain sudah menerima Tukin. Ini sangat tidak adil," ungkap Yusuf Rizal Fauzi, salah satu dosen Poliban, menyoroti ketidakadilan sistem yang ada. Ketidakjelasan pembayaran Tukin ini berdampak besar pada kesejahteraan dosen.
Dukungan untuk Pendidikan Vokasi
Para dosen juga menyoroti pentingnya komitmen pemerintah terhadap sektor pendidikan vokasi, yang terus didorong untuk meningkatkan kualitasnya. Pembayaran Tukin yang adil dianggap sebagai bagian penting untuk mendukung profesionalisme dan produktivitas dosen. Hal ini akan berdampak positif pada kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.
Dengan aksi-aksi yang dilakukan, Poliban berharap pemerintah segera menyelesaikan permasalahan Tukin dosen dan memberikan hak yang seharusnya diterima. Perjuangan ini tidak hanya untuk dosen Poliban, tetapi juga untuk seluruh dosen ASN di Indonesia yang menghadapi permasalahan serupa. Mereka berharap agar pemerintah segera merealisasikan pembayaran Tukin yang tertunggak dan memastikan terlaksananya sistem yang adil dan transparan.
Kesimpulan
Aksi damai yang dilakukan oleh Poliban bersama ADAKSI menjadi bukti nyata perjuangan dosen untuk mendapatkan hak Tukin yang telah lama tertunda. Kejelasan dan kepastian pembayaran Tukin sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan dosen dan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di sektor pendidikan vokasi. Semoga pemerintah segera merespon tuntutan ini dan memberikan solusi yang adil bagi para dosen.