Polisi NTB Segera Limpahkan Kasus Pengeboman Ikan ke Pengadilan
Direktorat Polairud Polda NTB segera melimpahkan kasus pengeboman ikan di perairan Bima ke pengadilan, dengan delapan tersangka nelayan yang telah diamankan dan barang bukti yang cukup.

Delapan Nelayan Terancam Hukuman
Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) akan segera melimpahkan kasus pengeboman ikan di perairan Kabupaten Bima ke pengadilan. Kasus ini terungkap berkat informasi masyarakat terkait aktivitas pengeboman ikan di Gili Banta pada 23 Januari 2024. Patroli Ditpolairud langsung menuju lokasi dan menangkap delapan nelayan beserta barang bukti yang cukup signifikan.
Kronologi dan Tersangka
Polisi menetapkan delapan nelayan sebagai tersangka. Keenam tersangka dewasa ditahan di Rutan Polda NTB, sementara dua tersangka anak ditangani di Balai Sentra Paramitha Mataram. Mereka diduga melanggar UU Darurat dan UU Perikanan karena menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan. Identitas para tersangka adalah SO, SI, RN, DI, MJ, AS, RI (anak-anak), dan AI (anak-anak), seluruhnya warga Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Barang Bukti yang Ditemukan
Petugas menyita barang bukti yang cukup untuk mendukung proses hukum, termasuk 64 jeriken berisi serbuk peledak, 37 botol berisi bahan peledak siap pakai, 20 detonator, 4 kompresor, 5 boks ikan hasil tangkapan ilegal, dan dua perahu nelayan. Kuantitas barang bukti menunjukkan skala operasi pengeboman ikan yang cukup besar.
Imbauan Kepada Masyarakat
Direktur Polairud Polda NTB, Kombes Pol. Andree Ghama Putra, mengimbau masyarakat, khususnya nelayan, untuk menghentikan praktik penangkapan ikan ilegal dengan menggunakan bahan peledak. Beliau menegaskan bahwa metode ini merusak ekosistem laut dan akan diproses secara hukum. Laporan dari masyarakat sangat penting untuk membantu penegakan hukum dan perlindungan lingkungan laut.
Proses Hukum Berlanjut
Penanganan kasus saat ini berada di Subdit Gakkum Ditpolairud Polda NTB dan akan segera dilimpahkan ke pengadilan. Proses hukum akan terus berjalan untuk memberikan efek jera kepada para pelaku dan melindungi kelestarian ekosistem laut NTB. Kepolisian berkomitmen untuk menindak tegas segala bentuk pelanggaran hukum di laut, termasuk pengeboman ikan.
Kesimpulan
Kasus pengeboman ikan di Bima ini menjadi pengingat penting akan perlunya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan laut. Langkah tegas dari pihak berwajib diharapkan dapat mencegah praktik ilegal serupa dan melindungi kekayaan laut Indonesia.