Polres Garut Tangkap Pelaku Asusila Terhadap Anak di Bawah Umur
Polres Garut berhasil menangkap IS (56), pelaku asusila terhadap anak di bawah umur di Kecamatan Balubur Limbangan, Garut, Jawa Barat, setelah buron selama beberapa bulan.

Garut, Jawa Barat, 22 Februari 2025 - Kepolisian Resor (Polres) Garut berhasil menangkap seorang pria berusia 56 tahun berinisial IS, pelaku asusila terhadap anak di bawah umur. Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penangkapan IS yang telah ditetapkan sebagai tersangka ini menandai berakhirnya pengejaran selama beberapa bulan oleh pihak kepolisian.
Penangkapan IS dilakukan pada 21 Februari 2025, setelah Polres Garut menerima laporan dari keluarga korban pada bulan Desember 2024. Korban, seorang gadis di bawah umur, mengalami trauma psikis akibat peristiwa yang dialaminya. Peristiwa asusila ini terjadi pada tengah malam tanggal 29 Oktober 2024, di rumah korban yang saat itu sedang sepi.
Menurut keterangan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Garut, AKP Joko Prihatin, IS yang merupakan tetangga korban, memanfaatkan situasi rumah korban yang sepi untuk melancarkan aksinya. Ia melakukan perbuatan asusila berulang kali terhadap korban sebelum akhirnya melarikan diri. "Pelaku melihat keadaan rumahnya dalam keadaan sepi langsung mencabuli korban," ujar AKP Joko Prihatin.
Penyelidikan dan Penangkapan Tersangka
Setelah menerima laporan, Polres Garut langsung melakukan penyelidikan intensif. Petugas mengumpulkan berbagai bukti, termasuk keterangan saksi dan korban. Proses penyelidikan ini membuahkan hasil, mengungkap keberadaan IS yang telah melarikan diri keluar Kabupaten Garut. Polisi kemudian melakukan pengejaran hingga akhirnya berhasil menangkap tersangka.
AKP Joko Prihatin menjelaskan, "Setelah menerima laporan kami langsung lakukan penyelidikan, mengumpulkan barang bukti beserta informasi dari saksi dan korban, pelaku diketahui kabur keluar Kabupaten Garut lalu kami lakukan pengejaran terhadap pelaku." Proses penangkapan IS menunjukkan keseriusan Polres Garut dalam menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Saat ini, IS ditahan di Polres Garut dan menjalani proses hukum lebih lanjut. Ia dijerat dengan Pasal 82 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Kasus ini menjadi bukti komitmen aparat penegak hukum dalam melindungi anak-anak dari kejahatan seksual.
Dampak Psikologis dan Proses Hukum
Peristiwa ini tentunya menimbulkan trauma psikis yang mendalam bagi korban. Pihak kepolisian dan lembaga terkait kemungkinan akan memberikan pendampingan psikologis kepada korban untuk membantu proses pemulihannya. Proses hukum terhadap IS akan terus berlanjut, dan diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.
Kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan perlindungan terhadap anak-anak dari ancaman kekerasan seksual. Penting bagi orang tua, keluarga, dan masyarakat untuk memberikan edukasi dan pengawasan yang memadai kepada anak-anak, serta memberikan dukungan bagi korban kekerasan seksual.
Polres Garut berharap kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih peduli dan melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, khususnya kekerasan seksual. Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat dan aparat penegak hukum, diharapkan kasus serupa dapat dicegah di masa mendatang.
Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polres Garut saat ini menangani kasus ini secara profesional dan berpedoman pada hukum yang berlaku. Mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.