Polres Tangsel Ungkap Pabrik Tembakau Sintetis Raksasa, 612 Kg Barang Bukti Disita!
Polres Tangsel mengungkap pabrik tembakau sintetis di Bekasi dengan barang bukti 612 kg, empat pelaku ditangkap dan dijerat pasal berlapis UU Narkotika.

Kepolisian Resor Tangerang Selatan (Polres Tangsel) berhasil mengungkap kasus produksi narkotika jenis tembakau sintetis dalam skala besar. Pengungkapan kasus ini berawal dari penangkapan dua kurir di Pamulang, Tangerang Selatan, yang membawa 17 gram tembakau sintetis. Dari pengembangan penyelidikan, polisi menggerebek sebuah ruko di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang ternyata merupakan pabrik tembakau sintetis.
Sebanyak empat pelaku telah ditangkap dalam operasi tersebut. Mereka adalah dua kurir berinisial IK dan JK, serta dua pemilik pabrik berinisial DY dan AS. Pabrik tersebut beroperasi secara terselubung, menyamar sebagai konter telepon seluler. Modus penjualan dilakukan secara online, menyasar pelajar dan dewasa di wilayah Tangerang Raya.
Pengungkapan kasus ini berhasil menyita barang bukti berupa 612,6 kilogram tembakau sintetis yang disimpan dalam 10 drum plastik biru. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah bahan kimia, seperti vegetable glycerin, methanol, dan etanol, yang digunakan dalam proses produksi tembakau sintetis tersebut. Penangkapan ini merupakan keberhasilan signifikan dalam memberantas peredaran narkotika di wilayah Tangerang Raya.
Pengungkapan Kasus dan Penangkapan Pelaku
Kapolres Tangsel, AKBP Victor Inkiriwang, menyatakan bahwa kasus ini melibatkan produsen tembakau sintetis, bukan hanya distributor atau penjual. "Kasus tembakau sintetis 612 kilogram ini merupakan produsen bukan hanya distributor atau penjual. Ada empat pelaku yang telah ditangkap dalam kasus ini," ujar AKBP Victor dalam konferensi pers.
Kasatnarkoba Polres Tangsel, AKP Pardiman, menjelaskan lebih lanjut mengenai lokasi pabrik dan modus operandi para pelaku. Pabrik tersebut beroperasi di sebuah ruko di Bekasi yang disamarkan sebagai konter telepon seluler. Para pelaku menjual tembakau sintetis melalui media sosial, menargetkan pelajar dan masyarakat umum di Tangerang Raya dan sekitarnya.
AKBP Victor menambahkan bahwa penangkapan para pelaku merupakan hasil pengembangan dari penangkapan kurir di Pamulang. "Dari penangkapan itu, kami mengembangkan penyelidikan perkara ini hingga mendapati produsennya di Babelan, Kabupaten Bekasi," tuturnya. Hal ini menunjukkan kesigapan dan kejelian pihak kepolisian dalam mengungkap jaringan peredaran narkotika.
Barang Bukti dan Tindakan Hukum
Polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti yang cukup signifikan, termasuk 612.600 gram tembakau sintetis, 14 jeriken vegetable glycerin, lima jeriken methanol, dan tiga jeriken etanol. Jumlah tembakau sintetis yang disita menunjukkan skala operasi pabrik tersebut yang cukup besar.
Keempat pelaku akan dijerat dengan Pasal 113 ayat (2) subsider Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukuman yang dihadapi para pelaku adalah penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani kasus peredaran narkotika.
Penindakan hukum yang tegas terhadap para pelaku diharapkan dapat memberikan efek jera dan mencegah peredaran tembakau sintetis di masyarakat. Pengungkapan kasus ini juga menunjukkan pentingnya kerjasama antara masyarakat dan aparat penegak hukum dalam memberantas peredaran narkotika.
Modus penjualan online yang digunakan para pelaku juga menjadi perhatian khusus. Pihak kepolisian perlu meningkatkan pengawasan di media sosial untuk mencegah peredaran narkotika melalui platform digital. Upaya pencegahan dan edukasi kepada masyarakat, terutama pelajar, juga sangat penting untuk mengurangi angka penyalahgunaan narkotika.
Kesimpulan
Pengungkapan kasus pabrik tembakau sintetis di Bekasi oleh Polres Tangsel merupakan langkah signifikan dalam memberantas peredaran narkotika. Penangkapan empat pelaku dan penyitaan barang bukti dalam jumlah besar menunjukkan keseriusan aparat penegak hukum dalam menangani kasus ini. Upaya pencegahan dan edukasi kepada masyarakat tetap menjadi hal penting untuk menekan angka penyalahgunaan narkotika di Indonesia.