Polresta Bandung Sita Ribuan Botol Miras di Soreang, Penjual Diberi Sanksi Tipiring
Polresta Bandung menyita ribuan botol minuman keras dari seorang penjual di Soreang dan memberikan sanksi tindak pidana ringan karena tidak memiliki izin edar, sebagai upaya menciptakan situasi aman dan kondusif.

Ribuan botol minuman keras (miras) berbagai merek disita Polresta Bandung dari seorang penjual di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Pengungkapan ini merupakan hasil operasi penyakit masyarakat (pekat) yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Penjual miras, seorang pria berinisial K (40) warga Baleendah, kini telah dikenai sanksi.
Penggerebekan dan Penyitaan Miras di Soreang
Operasi pekat yang dilakukan Polresta Bandung membuahkan hasil signifikan dengan ditemukannya ribuan botol miras siap edar. Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aldi Subartono, mengungkapkan penangkapan dan penyitaan tersebut pada Senin lalu di Bandung. Selain mengamankan ribuan botol miras, polisi juga mengamankan penjualnya, K (40).
Menurut keterangan Kombes Pol Aldi Subartono, penjual miras tersebut terbukti mengedarkan minuman beralkohol tanpa izin resmi di wilayah Soreang. Hal ini jelas melanggar Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2021, yang merupakan revisi dari Perda Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pelarangan Peredaran dan Penggunaan Minuman Beralkohol.
Sanksi Tipiring dan Langkah Pencegahan Ke Depan
Atas pelanggaran tersebut, penjual miras dikenai sanksi tindak pidana ringan (tipiring). Polresta Bandung memberikan surat tanda penerimaan sanksi kepada yang bersangkutan. Kapolresta menegaskan bahwa operasi serupa akan terus dilakukan untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif di masyarakat Kabupaten Bandung.
Pihak kepolisian berharap tindakan tegas ini dapat menekan peredaran miras ilegal dan menjaga ketertiban serta keamanan lingkungan. Kombes Pol Aldi Subartono juga mengimbau masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam memberantas peredaran miras di wilayah Kabupaten Bandung. Kerja sama masyarakat dan berbagai pihak dianggap penting untuk meningkatkan efektivitas upaya pemberantasan miras.
Peraturan Daerah dan Dampak Peredaran Miras Ilegal
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung yang mengatur pelarangan peredaran dan penggunaan minuman beralkohol menjadi dasar hukum dalam operasi ini. Perda tersebut bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif konsumsi miras, seperti kecelakaan lalu lintas, tindak kejahatan, dan gangguan ketertiban umum. Peredaran miras ilegal juga berpotensi merugikan negara karena menghindari pajak.
Dengan adanya penindakan tegas dari Polresta Bandung, diharapkan dapat memberikan efek jera kepada para penjual miras ilegal dan mengurangi angka konsumsi miras di masyarakat. Langkah ini juga sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi masyarakat Kabupaten Bandung.
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberantasan Miras
Polresta Bandung menyadari bahwa keberhasilan pemberantasan peredaran miras tidak hanya bergantung pada upaya kepolisian saja. Partisipasi aktif dari masyarakat sangat diperlukan. Informasi dari masyarakat mengenai peredaran miras ilegal dapat membantu pihak kepolisian untuk melakukan tindakan lebih cepat dan efektif.
Dengan adanya sinergi antara kepolisian dan masyarakat, diharapkan peredaran miras ilegal di Kabupaten Bandung dapat ditekan secara signifikan. Langkah-langkah preventif dan represif perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan bebas dari pengaruh negatif peredaran miras.
Kesimpulan
Operasi pekat yang dilakukan Polresta Bandung berhasil menyita ribuan botol miras dan memberikan sanksi kepada penjualnya. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen pihak kepolisian dalam menciptakan situasi aman dan kondusif di Kabupaten Bandung. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk mendukung upaya pemberantasan peredaran miras ilegal.