Polrestabes Semarang Ungkap 231 Kasus Premanisme Jelang Ramadhan
Polrestabes Semarang berhasil mengungkap 231 kasus premanisme, 16 kasus diproses secara pidana, dan ratusan botol miras diamankan jelang Ramadhan.

Polrestabes Semarang berhasil mengungkap 231 kasus premanisme dalam operasi rutin menjelang Ramadhan 1446 H. Operasi yang digelar selama sebulan, sejak 20 Januari hingga 20 Februari 2025, menargetkan berbagai bentuk premanisme di Ibu Kota Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut, 219 pelaku diberikan pembinaan, sementara 16 kasus lainnya diproses secara pidana dengan 27 tersangka.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol. M. Syahduddi, menjelaskan bahwa pelaku yang diberikan pembinaan mayoritas merupakan juru parkir liar, 'pak ogah', dan calo tiket. Sedangkan kasus premanisme yang diproses secara pidana meliputi penganiayaan, pengeroyokan, pencurian dengan kekerasan, dan kepemilikan senjata tajam. Hal ini menunjukkan komitmen Polrestabes Semarang dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang bulan suci Ramadhan.
Selain menangani premanisme, Polrestabes Semarang juga membentuk tim khusus untuk mengatasi masalah tawuran dan balap liar yang meresahkan masyarakat. Tim gabungan dari kepolisian dan TNI ini aktif menyasar aktivitas-aktivitas menyimpang tersebut. Dalam operasi ini, polisi juga mengamankan ratusan botol minuman beralkohol berbagai merek, termasuk minuman oplosan.
Pengungkapan Kasus Asusila
Tidak hanya premanisme, Polrestabes Semarang juga mengungkap 81 kasus dugaan tindak asusila selama periode yang sama. Dari jumlah tersebut, tujuh kasus diproses secara pidana dengan tujuh tersangka. Jenis kasus yang diproses secara pidana meliputi persetubuhan anak, pencabulan, dan kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak.
Langkah tegas yang diambil Polrestabes Semarang ini menunjukkan komitmen untuk melindungi anak dan perempuan dari tindak kekerasan dan kejahatan seksual. Operasi ini juga menunjukkan keseriusan aparat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang bulan Ramadhan.
Polisi juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Kerjasama antara masyarakat dan aparat keamanan sangat diperlukan untuk mencegah dan memberantas berbagai bentuk kejahatan. Diharapkan dengan adanya operasi ini, masyarakat dapat merasa lebih aman dan tenang dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.
Rincian Kasus yang Diungkap:
- Premanisme: 231 kasus (219 pembinaan, 16 pidana)
- Miras: Ratusan botol berbagai merek dan oplosan diamankan
- Asusila: 81 kasus (7 pidana)
Polrestabes Semarang berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya menjelang dan selama bulan Ramadhan. Mereka akan terus melakukan operasi rutin dan meningkatkan patroli di berbagai wilayah untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan.