Polri dan Bhayangkari Luncurkan Program P2L untuk Ketahanan Pangan Nasional
Polri dan Bhayangkari meluncurkan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Akpol Semarang untuk mendukung ketahanan pangan dan program makan bergizi gratis, dengan harapan program ini dapat diadopsi seluruh Indonesia.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Polri dan Bhayangkari meluncurkan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang pada tanggal 24 Februari. Program ini diluncurkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan menyediakan bahan pangan untuk program makan bergizi gratis. Peluncuran ini merupakan upaya nyata untuk memanfaatkan pekarangan secara optimal guna meningkatkan kemandirian pangan. Program ini diinisiasi oleh Ketua Umum Bhayangkari, Juliati Sigit Prabowo, dan diharapkan dapat diterapkan di seluruh jajaran kepolisian Indonesia.
Program P2L ini diyakini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Dengan memanfaatkan lahan yang ada, program ini dapat meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
Inisiatif ini juga menunjukkan komitmen Polri dan Bhayangkari dalam mendukung program-program pemerintah yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Dengan menyediakan sumber pangan yang cukup, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan.
P2L: Solusi Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan
Ketua Umum Bhayangkari, Juliati Sigit Prabowo, menekankan pentingnya peran Polri dan Bhayangkari dalam mendukung ketahanan pangan nasional. "Bhayangkari bersama Polri memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan dengan memanfaatkan pekarangan rumah, asrama, kantor polisi, hingga sekolah di bawah Yayasan Kemala Bhayangkari. P2L adalah bentuk nyata komitmen kami dalam meningkatkan kemandirian pangan," ucapnya. Program P2L di Akpol Semarang akan menjadi model bagi seluruh jajaran Polri.
Program ini dirancang dengan pendekatan terintegrasi dan berkelanjutan, mencakup seluruh tahapan mulai dari produksi, distribusi, pemanfaatan, hingga pengelolaan limbah. Hal ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan program dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
Berbagai fasilitas telah disiapkan untuk mendukung program P2L di Akpol, termasuk kolam ikan nila, taman tanaman hidroponik, dan edu wisata ketahanan pangan. Fasilitas-fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Juliati Sigit Prabowo berharap agar model P2L di Akpol dapat diadopsi oleh seluruh satuan pendidikan dan kepolisian di Indonesia. "Saya berharap program P2L bisa diterapkan mulai dari polda, sekolah polisi negara (SPN), lembaga pendidikan Polri, hingga polres dan polsek sebagai wujud nyata Bhayangkari dan Polri dalam mendukung ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Implementasi dan Distribusi Hasil Panen P2L
Gubernur Akpol, Irjen Pol. Krisno Halomoan Siregar, menjelaskan bahwa hasil panen dari program P2L akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan warga asrama Akpol. Selain itu, hasil panen juga akan didistribusikan melalui koperasi Akpol dan dipasok ke dapur program makan bergizi gratis.
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran untuk kebutuhan pangan di lingkungan Akpol dan sekitarnya. Program ini juga memberikan kontribusi nyata terhadap program makan bergizi gratis, memastikan ketersediaan pangan yang bergizi bagi masyarakat yang membutuhkan.
Kerjasama dan sinergi antar berbagai pihak sangat penting untuk keberhasilan program P2L. "Dengan semangat kebersamaan dan sinergi berbagai pihak, diharapkan P2L menjadi solusi berkelanjutan untuk kemandirian pangan masyarakat," kata Irjen Pol. Krisno Halomoan Siregar. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan ketahanan pangan nasional.
Program P2L merupakan langkah inovatif dan strategis dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, program ini berpotensi besar untuk meningkatkan kemandirian pangan masyarakat Indonesia.